Selasa 08 Aug 2017 14:55 WIB

AS Pertimbangkan Serangan Udara di Marawi, Filipina

Rep: Puti Almas/ Red: Teguh Firmansyah
Situasi di Kota Marawi, Filipina, awal Juni 2017.
Foto: AP/Aaron Favila
Situasi di Kota Marawi, Filipina, awal Juni 2017.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemerintah Amerika Serikat (AS) mempertimbangkan rencana meluncurkan serangan udara yang menargetkan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Filipina, Selasa (8/8). Langkah ini hendak dilakukan menyusul pertempuran di salah satu kota negara itu, yakni Marawi.

Sejak 23 Mei lalu, kelompok militan pro ISIS yang dikenal sebagai Maute melakukan penyerbuan di Marawi. Mereka mengerahkan setidaknya lebih dari 100 anggota kemudian melakukan sejumlah serangan dan menculik warga sipil.

Pertempuran untuk mengambil alih Marawi kemudian diluncurkan oleh pasukan militer Filipina. Namun, hingga saat ini kendali kota belum dapat direbut sepenuhnya dari Maute. Meski demikian, pihaknya mengklaim sejumlah keuntungan telah mereka dapatkan, termasuk di antaranya berhasil mengendalikan situasi menjadi lebih tenang dari sebelumnya.

Sejak pertempuran terjadi, dilaporkan setidaknya 44 warga sipil, 71 tentara, dan personel kepolisian, dan lebih dari 299 gerilyawan tewas terbunuh. Banyak anggota Maute yang diperkirakan masih bersembunyi dalam terowongan bawah tanah tanah. Tempat itu diyakini telah dipersiapkan sejak bertahun-tahun lalu menjadi persembunyian sekaligus lokasi untuk menghadapi pengepungan musuh.

Namun, lebih jauh keberadaan ISIS di Marawi menimbulkan kekhawatiran banyak negara tidak hanya Filipina, tapi seluruhnya yang berada di Asia Tenggara. Kekhawatiran terus datang bahwa kelompok militan itu mungkin kini tengah merancang untuk mendirikan sebuah basis baru, seperti yang dilakukan mereka di Timur Tengah.

Menurut sejumlah pejabat Kementerian Pertahanan AS, kemungkinan bantuan militer berupa serangan udara akan diluncurkan melalui pesawat tak berawak atau drone. Pasukan militer dari negara adidaya itu juga akan bertempur langsung bersama dengan tentara Filipina.

Selama 15 tahun, AS memiliki kerja sama militer dengan Filipina. Beberapa di antaranya adalah dengan saling mendukung di bidang intelijen serta langkah kontraterorisme.

Pada Juni lalu, AS telah mengerahkan pasukan khusus untuk membantu militer Filipina dalam pertempuran di Marawi. Kali ini, negara adidaya itu juga menyediakan pesawat Cessna dan UAV atau salah satu jenis dari pesawat tak berawak untuk tujuan intelijen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement