REPUBLIKA.CO.ID, BUENOS AIRES -- Presiden Venezuela Nicolas Maduro kini sedang menghadapi kritik dari warga Amerika Latin dan dunia karena krisis politik di wilayahnya. Di saat seperti ini, pesepak bola legendaries Diego Maradona menyatakan keinginannya untuk bertempur melawan rezim kiri.
"Kita chavistas sampai mati," kata Maradona di akun resmi Facebooknya, Senin (7/8), seperti dilansir Reuters.
"Kalau Maduro minta, saya memakai baju seperti tentara untuk membebaskan Venezuela, untuk berjuang melawan imperialisme dan mereka yang ingin merebut bendera kami yang merupakan benda paling sakral yang kita punya," ujarnya menambahkan.
"Hidup revolusi," tulisnya dalam bahasa campuran Inggris, Spanyol, dan Italia.
Ekspresi dukungan ini muncul beberapa hari setelah adanya blok perdagangan regional tanpa batas waktu. Maduro telah kehilangan sekutu di wilayah tersebut. Beberapa negara, termasuk Argentina dan Brasil, telah bergeser pada pihak kanan beberapa tahun terakhir.
Maradona, yang memimpin Argentina meraih gelar Piala Dunia 1986, merupakan teman pemimpin Kuba almarhum Fidel Castro. Posisinya memicu tanggapan kritis dari pimpinan oposisi Venezuela Henrique Capriles.
"Jika Maradona ingin datang, saya secara pribadi akan menjemputnya di bandara dan menunjukkan kepadanya situasi di Venezuela," kata Capriles kepada sebuah stasiun radio Argentina pada Selasa (8/8).
Venezuela menderita krisis terburuk dalam sejarah negara tersebut berdiri, dengan inflasi tiga digit dan kekurangan makanan dan obat-obatan.