REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Amerika Serikat akan menjadi pihak yang kalah jika melanggar kesepakatan nuklir 2015 dengan Iran. Kepala perunding nuklir Iran Ali Akbar Salehi mengatakan, Teheran akan menjaga semua pilihan tetap terbuka.
"AS akan menjadi pihak yang kalah, jika negara tersebut menentang JCPOA," kata Ali Akbar Salehi, Kepala Organisasi Energi Atom Iran (AEOI), yang dikutip oleh kantor berita resmi Iran, IRNA, kemarin.
JCPOA merupakan Rencana Aksi Menyeluruh Gabungan (Joint Comprehensive Plan of Action) yang ditandatangani tahun lalu setelah bertahun-tahun perundingan alot mengenai program nuklir kontroversial Iran.
Kesepakatan tersebut ditandatangani di bawah pengawasan negara lain di dunia --termasuk Inggris, Cima, Prancis dan Rusia, yang juga adalah anggota tetap Dewan Keamanan PBB-- ditambah Jerman.
Berdasarkan kesepakatan itu, AS meredakan sanksi ekonomi atas Iran sebagai imbalan bagi komitmen Teheran bagi penggunaan damai energi nuklirnya.
"Teheran akan menanggapi pelanggaran oleh Washington terhadap kesepakatan internasional tersebut," ujar Salehi dalam wawancara dengan stasiun televisi berita Lebanon Al-Mayadeen.
Washington harus memikul tanggung-jawab atas tindakannya yang melanggar kesepakatan nuklir itu, sebab Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) telah mengabsahkan program nuklir damai Iran dengan mengeluarkan tujuh laporan untuk mengkonfirmasi komitmen Teheran, tambah Salehi.
Belum lama ini, pemerintahan Presiden Donald Trump telah menjatuhkan sanksi baru buat Iran. Tak hanya Iran, AS juga menjatuhkan sanksi ke Rusia.