REPUBLIKA.CO.ID, PHNOM PENH -- Negara-negara Asia Tenggara tidak senang dengan tes peluru kendali Korea Utara. Korut merupakan ancaman bagi negara-negara di kawasan.
Demikian disampaikan Menteri Luar Negeri Kamboja Prak Sokhonn pada Rabu. Pernyataan tersebut dikeluarkan saat ketegangan berkembang antara Washington dan Pyongyang.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump memperingatkan pada Selasa bahwa Korea Utara akan menghadapi pembalasan jika mengancam Amerika Serikat. Sementara Korea Utara sedang mempertimbangkan sebuah rencana untuk menembakkan peluru kendali ke Pulau Guam yang berada dibawah yuridiksi Amerika Serikat di Pasifik.
Peringatan Trump dikeluarkan saat Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Rex Tillerson mengunjungi negara-negara di Asia. Tillerson menghadiri sebuah pertemuan regional di Manila pada akhir pekan dan mendesak Asia Tenggara untuk memutuskan hubungan dengan Korea Utara.
Di Phnom Penh, Menlu Prak Sokhonn mengatakan dalam sebuah pertemuan, dia telah meminta Korea Utara untuk melunakkan pendiriannya. "Kami mengirimkan sebuah pesan kepada mereka bahwa semua negara ASEAN tidak senang dengan tindakan Korea Utara yang masih terus melanggar resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa," katanya kepada wartawan, merujuk pada Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).
"Ini merupakan penghinaan terhadap masyarakat internasional secara keseluruhan, dan ini merupakan ancaman bagi perdamaian dan stabilitas kawasan ini."
Kamboja adalah sekutu regional utama Cina. Kamboja sebelumnya telah menjelaskan bahwa pihaknya tidak akan mendukung upaya pengembangan nuklir lagi oleh Korea Utara.