Kamis 10 Aug 2017 02:34 WIB

Pemilihan Presiden Kenya Dituding Lakukan Penghitungan Palsu

Rep: Dwina Agustin/ Red: Agus Yulianto
Uhuru Kenyatta
Foto: Reuters
Uhuru Kenyatta

REPUBLIKA.CO.ID, NAIROBI -- Pemimpin oposisi Kenya Raila Odinga mengatakan, komputer komisi pemilu telah diretas, Rabu (9/8). Masalah tersebut diklaim menghasilkan penghitungan palsu secara online.

Dengan anggapan seperti itu, Odinga melihat, terjadi kecurangan besar dalam pengitungan. Dia menyatakan, jika keunggulan Uhuru Kenyatta bukan hasil sebenarnya.

Tudaingan Odinga tersebut langsung disanggah oleh komisi pemilihan. Lembaga tersebut mengatakan, pemilihan hari Selasa  (8/8) bebas dan adil. Mereka pun sedang menyelidiki apakah sistem komputer dan data penghitungan suara telah disusupi, namun tidak memiliki masalah dengan kata sandinya.

Pernyataan Odinga, yang didasarkan pada asumsinya ketika mengetahui seorang teknisi komisi pemilihan yang dibunuh telah dicuri identitasnya. Peristiwa itu menimbulkan kekhawatiran akan kerusuhan atas hasil di Kenya, yang memiliki ekonomi terbesar di Afrika Timur dan merupakan pusat regional.

Demonstrasi tidak terkendali terjadi di Nairobi dan kota Kisumu di barat, dengan setidaknya satu orang tewas oleh polisi. Peristiwa tersebut membangkitkan kenangan akan pemilihan dengan sengketakan tahun 2007, ketika sekitar 1.200 orang meninggal dan 600 ribu orang mengungsi karena kekerasan etnis.

Situs komisi pemilihan menempatkan Kenyatta memimpin perolehan suara dengan  54,3 persen sedangkan Odingan mendapatkan 44,8 persen. Persentase itu dengan margin 1,4 juta surat suara dengan 97 persen pemilih.

Odinga mempublikasikan penilaian partainya sendiri mengenai hitungan di Twitter, dengan mengatakan  memiliki 8,1 juta suara melawan 7,2 juta untuk Kenyatta. Hasil tersebut tidak dibarengi dengan perilisan dokumen yang dia rujuk.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement