REPUBLIKA.CO.ID,Setiap tahun, para penangkap ular di Darwin merespon lebih dari 1.000 panggilan warga yang khawatir akan kemunculan ular di rumah mereka, yang berlokasi di wilayah pinggiran kota. Jumlah ular dan keragaman spesies yang bisa ditemukan di Darwin telah menjadikan kota ini sebagai ibukota ular di Australia.
Petugas Taman Margasatwa dan Satwa Liar Wilayah Utara Australia (NT), yang juga mengaku sebagai pencinta ular, yakni Ray Chatto, mengatakan iklim tropis kota itu dan "kurang luasnya habitat" menjadikannya tempat berlindung bagi ular.
"Banyak ular telah menjadi penduduk urban di Darwin, artinya mereka belajar untuk tinggal di daerah perkotaan dan hidup beriringan dengan warga," katanya.
Beruntung bagi Chatto dan rekan-rekannya sesama penangkap ular dan penduduk Darwin, hanya sekitar 2 persen ular yang tertangkap di wilayah tersebut dianggap berbahaya. Sekitar 80 persen dari panggilan warga tersebut hanya menemukan lima spesies ular -semuanya relatif tidak berbahaya.
Supplied: Darwin Snake Catchers/Alana de Laive
Ular pohon emas
"Ular paling umum yang kami temukan dalam menanggapi panggilan warga adalah ular pohon emas," kata Chatto. "Mereka benar-benar pemakan kodok dan bukan ancaman bagi siapapun dengan cara apa pun, bahkan dalam hal memakan hewan peliharaan, atau tikus peliharaan mereka atau apapun.”
"Ini adalah seekor ular yang belajar tinggal di daerah kota karena ada banyak kodok pohon hijau, banyak tempat bagi mereka untuk berlindung di pohon dan cekungan."
Chatto mengatakan bahwa warna ular itu cocok dengan karakternya. "Mereka keluar di area terbuka dan merambat di sepanjang pagar dan menusuk-nusuk penyekat jendela berusaha masuk ke toilet Anda," sebutnya.
"Tapi mereka benar-benar ular yang sama sekali tidak berbahaya yang sama sekali tidak membahayakan orang."
Supplied: Wildman Photography
Ular piton air dan ular piton zaitun
Seringkali keliru disebut antara satu sama lain, dan terkadang keliru disebut sebagai spesies ular coklat yang lebih berbahaya, ular piton zaitun dan ular piton air adalah pemandangan yang biasa di sekitar pinggiran kota Darwin.
Chatto mengatakan bahwa warna kedua spesies dan kecenderungan mereka untuk lebih aktif di malam hari adalah alasan mengapa ular-ular itu salah dipahami sebagai ular yang berbahaya. "Piton air memiliki perut kuning atau bagian bawah yang cerah, kadang-kadang lebih berwarna oranye saat masih remaja," jelasnya.
"Dan ular piton zaitun biasanya berwarna coklat kehijauan kusam, dengan lapisan bawah yang berkilauan daripada piton air."
Supplied: Wildman Photography
Ular karpet
Sebagai pemburu di malam hari, ular karpet merupakan pemandangan umum di pinggiran kota Darwin. Sekali lagi, meski, kecuali diprovokasi -biasanya oleh orang-orang yang tidak terlatih yang mencoba menangkap mereka -Chatto mengatakan bahwa ular karpet tidak tertarik untuk menyerang manusia.
"Mereka memangsa terutama spesies tikus, rattus rattus, dan mereka melakukan pekerjaan yang bagus dalam menekan populasi hewan tersebut, jadi mereka benar-benar melakukan hal baik untuk anda lebih banyak ketimbang bahayanya.”
"Ini adalah salah satu spesies yang aktif pada malam musim kering yang cukup sejuk ketika beberapa ular lainnya tak begitu."
ABC News: James Purtill
Ular piton anak
Chatto mengatakan, ular piton anak adalah jenis ular lainnya yang tidak berbahaya dan sering keliru dianggap berbahaya.
"Karena warnanya sama dan tubuhnya agak kecil, mereka sering disalahpahami sebagai ular penyebab kematian," ujarnya. "Tapi bagi siapa saja yang tahu tentang ular, mereka sangat jauh berbeda.”
"Mereka mungkin memiliki warna yang sama tapi mereka tidak terlihat seperti satu sama lain dalam struktur, jadi orang seharusnya tidak kebingungan."
Chatto mengatakan, ada beberapa cara untuk membedakan ular yang tidak berbahaya dari spesies yang berbahaya, namun mengatakan, saran terbaik adalah bertindak dengan aman dan menghindari terlalu dekat dengan ular.
Diterjemahkan Jumat 11 Agustus 2017 oleh Nurina Savitri. Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.