REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- India sedang dalam pembicaraan dengan Bangladesh dan Myanmar mengenai rencananya untuk mendeportasi sekitar 40 ribu Muslim Rohingya yang tinggal di negara tersebut secara ilegal. Puluhan ribu orang Rohingya telah melarikan diri dari penganiayaan di Myanmar ke negara tetangga Bangladesh sejak awal 1990-an, dengan beberapa dari mereka kemudian melintasi perbatasan berpori ke India yang mayoritas Hindu.
New Delhi mengatakan ada sekitar 14 ribu orang Rohingya yang tinggal di India yang terdaftar di badan pengungsi PBB. Hal ini artinya sisa dari pengungsi tersebut ilegal dan harus dikirim kembali ke negara asalnya.
"Hal-hal ini sedang dibahas di tingkat diplomatik dengan Bangladesh dan Myanmar. Kejelasan lebih jelas akan muncul pada waktu yang tepat." ujar juru bicara Kementerian Dalam Negeri K.S. Kata Dhatwalia seperti dilansir Reuters (11/8).
Sementara itu, Menteri Dalam Negeri India Junior Kiren Rijiju mengatakan kepada parlemen bahwa pemerintah federal telah mengarahkan pemerintah negara bagian untuk membentuk gugus tugas di tingkat distrik untuk mengidentifikasi dan mendeportasi warga asing yang tinggal secara ilegal.
Rijiju berada di Myanmar baru-baru ini untuk menghadiri sebuah acara, namun tidak jelas apakah dia membahas masalah Rohingya dengan pemerintah Myanmar. Pejabat di Myanmar belum memberikan komentarnya terkait rencana deportasi tersebut.
Amnesty International mengatakan mendeportasi dan meninggalkan warga Rohingya akan sulit diterima di dunia Internasional. Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi India mengatakan bahwa pihaknya berusaha untuk menemukan fakta tentang rencana New Delhi untuk mendeportasi mereka.
Rohingya umumnya tidak disukai di India, di mana 1,3 miliar orang memperjuangkan sumber daya dan kesempatan kerja. Sentimen nasionalis dan anti-Islam juga memicu kebencian terhadap mereka.
Lebih dari 75 ribu orang Rohingya telah melarikan diri ke Bangladesh sejak 9 Oktober setelah sebuah kelompok pemberontak bernama Harakah al-Yaqin menyerang pos-pos polisi perbatasan Myanmar, memicu tindakan keras keamanan yang besar dimana tentara telah dituduh melakukan pembunuhan dan pemerkosaan terhadap warga sipil Rohingya.
Seorang pejabat pemerintah senior di Bangladesh, yang mengeluh karena terbebani oleh arus pengungsi yang berat, mengatakan bahwa New Delhi membantunya mengatasi krisis tersebut. Rohingya di India hidup terutama di Jammu, Uttar Pradesh, Haryana dan Delhi di utara, Hyderabad di selatan, dan Rajasthan di barat.
Jammu yang satu-satunya negara berpenduduk mayoritas Muslim di India, mendapat kecaman luas pada bulan April ketika mengancam akan meluncurkan identifikasi dan pembunuhan gerakan jika pemerintah tidak mendeportasi pemukim Rohingya di sana.