REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Noa Gur Golan, perempuan belia berusia 19 tahun, telah ditahan lebih dari 30 hari oleh otoritas Israel. Ia dipenjara karena menolak untuk diwajibkan masuk ke Angkatan Pertahanan Israel.
Noa Gur Golan saat ini ditahan di sebuah penjara militer di dekat Haifa. Di sana, ia ditahan bersama sembilan wanita lainnya dan hanya diizinkan untuk bertemu keluarganya setiap dua pekan sekali.
Israel memang memberlakukan program wajib dinas militer bagi semua Yahudi, Druze, dan Israel Circassian yang telah berusia di atas 18 tahun. Masa pengabdian untuk perempuan adalah dua tahun dan laki-laki dua tahun delapan bulan.
Namun, Golan berupaya menghindari dinas militer tersebut karena dia adalah seorang pasifis atau orang yang menolak dan menentang adanya perang. Namun, permohonannya ini ditolak dalam dua audiensi yang dia dapatkan sejauh ini.
Setelah mengalami perang Gaza pada 2014 dan bekerja dengan anak-anak, Golan tersadar tentang jenis atmosfer di Israel. “Suasana penuh kebencian dan ketakutan. Mereka tumbuh dalam kenyataan di mana kekerasan adalah sebuah norma,” katanya saat itu seperti dikutip laman The Telegraph, Sabtu (12/8).
“Cinta yang saya rasakan terhadap teman-teman saya dari kota saya Netanya, identik dengan cinta yang saya rasakan terhadap teman-teman saya dari Hebron,” tulis Golan kala itu.
Dengan pemikiran tersebut, Golan memantapkan diri untuk tidak ikut ambil bagian dalam proses penindasan bangsa lain. “Saya menyadari bahwa saya tidak akan setuju untuk ambil bagian dalam penindasan bangsa lain. Bahwa saya tidak percaya dengan pembangunan tembok, tapi membangun jembatan,” ucapnya.