Sabtu 12 Aug 2017 11:43 WIB

Erdogan Harap Ketegangan AS-Korut tak Menjadi Pertempuran

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Ratna Puspita
Presiden AS Donald Trump bersama Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di Roosevelt Room Gedung Putih, Selasa, 16 Mei 2017 di Washington.
Foto: AP Photo/Evan Vucci
Presiden AS Donald Trump bersama Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di Roosevelt Room Gedung Putih, Selasa, 16 Mei 2017 di Washington.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah mengikuti perkembangan krisis antara Amerika Serikat (AS) dan Korea Utara (Korut). Ia berharap kedua negara tidak benar-benar terseret dalam perang atau bentrokan nantinya.

“Kami berharap bahwa ancaman antara AS dan Korut tidak akan berubah menjadi pertempuran,” kata Erdogan kepada awak media di Istanbul, Turki, seperti dilaporkan laman Anadolu Agency, Sabtu (12/8).

Sebab, menurut dia, ketegangan antara AS dan Korut berpotensi menyeret pihak atau negara lain yang akan semakin membahayakan kondisi saat ini. “Ketegangan ini mungkin tidak terbatas hanya pada keduanya (AS dan Korut),” kata Erdogan memperingatkan.

Ia berharap kedua pihak yang sedang berselisih dan terlibat aksi saling ancam ini dapat saling menahan diri dan menyelesaikan masalah atau krisis tanpa peperangan. “Saya harap masalah ini bisa diselesaikan secara politis,” ujarnya.

Pada Rabu (9/8), Korut mengancam akan meluncurkan empat rudal ke Guam, sebuah pulau di Samudra Pasifik yang menjadi pangkalan dan basis militer AS. Ini merupakan reaksi Pyongyang atas sanksi PBB yang baru saja diterapkan kepadanya, yakni terkait pelarangan ekspor komoditas utama Korut berupa besi, bijih besi, batubara, serta hasil laut. Korut diperkirakan akan mengalami kerugian senilai 3 miliar dolar AS setiap tahunnya akibat sanksi tersebut.

Presiden AS Donald Trump pun mengancam balik Korut bila benar-benar akan menyerang Guam. Bila serangan itu jadi dilancarkan, Kim Jong-un, kata Trump, akan segera menyesali tindakannya. Korut, ungkap Trump, juga akan mengalami sesuatu yang tidak pernah mereka duga sebelumnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement