Senin 14 Aug 2017 09:01 WIB

Dibebaskan, Pendeta Kanada: Kim Jong-un Punya Iktikad Baik

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Nur Aini
Kim Jong un
Foto: EPA/Rodong Sinmun
Kim Jong un

REPUBLIKA.CO.ID,TORONTO -- Lim Hyeon-soo, seorang pendeta Kanada berusia 62 tahun, telah ditahan di sebuah penjara Korea Utara (Korut) selama lebih dari 2,5 tahun. Ia menilai, pembebasannya pada Rabu (9/8) lalu dapat membantu mengurangi tekanan terhadap Pyongyang.

"Saya percaya (pemimpin Korea Utara) Kim Jung-un membiarkan saya pergi karena ia miliki iktikad baik dalam menghadapi begitu banyak retorika," kata Lim, di sebuah aula yang penuh sesak di pinggiran kota Toronto, Kanada, Ahad (13/8).

Ini adalah penampilan publik pertamanya sejak dibebaskan pekan lalu, di tengah ketegangan yang semakin meningkat antara Washington dan Pyongyang mengenai program nuklir Korut. Namun, pemerintah Kanada menolak untuk membahas negosiasi yang menyebabkan pembebasan Lim.

Dengan mengenakan setelan abu-abu dan berbicara dengan bahasa ibunya, bahasa Korea, Lim menggambarkan kehidupannya yang sulit dalam kurungan isolasi Korut. Dia dipaksa menggali lubang di tanah yang membeku selama dua musim dingin.

"Tanah itu sangat keras sehingga butuh dua hari untuk menggali satu lubang, selama 16 jam," katanya kepada ratusan umat paroki.

Dia mengatakan, kesehatannya menurun dalam dua bulan pertama di kamp kerja paksa itu. Berat badannya juga turun sebanyak 23 kg, tetapi kini kondisinya telah semakin membaik.

Jemaat di Gereja Light Presbyterian, salah satu rumah ibadah terbesar di Kanada, menyambutnya dengan bunga, pelukan, dan tepuk tangan. "Pembebasan Pendeta Lim adalah sebuah keajaiban Tuhan. Dia terbebas dari lubang api," kata pendiri gereja, Park Chai-hoon, yang merekrut Lim pada 1985. "

Lim duduk di depan aula sambil menggendong cucunya yang berusia 1 tahun, yang lahir saat dia berada di tahanan Korut. Dia tampak gembira dan berterima kasih kepada pemerintah Kanada atas dukungan mereka.

Selama tahun pertamanya di tahanan, dia tidak memiliki Alkitab, jadi dia membaca lebih dari 100 buku dan menonton lebih dari 300 film, yang semuanya tentang Korea Utara. Dia kemudian menerima Alkitab berbahasa Korea dan Inggris, yang dia baca lima kali dan ia menghafal lebih dari 700 ayatnya karena tidak diizinkan untuk menulis.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement