Selasa 15 Aug 2017 15:18 WIB

Kampanyekan Sians, Pilot Perempuan Afghanistan ini Menuju Bali

Pesawat salah satu maskapai penerbangan bersiap mengangkut penumpang di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali (Ilustrasi)
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Pesawat salah satu maskapai penerbangan bersiap mengangkut penumpang di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Pesawat Beechcraft Bonanza A36 yang dipiloti Kapten Shaesta Waiz, pilot perempuan Afghanistan pertama yang sedang melakukan penerbangan solo keliling dunia, Selasa (15/8) siang, meninggalkan Bandar Udara Seletar, Singapura, menuju Bali.

Informasi dari staf humas Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan RI di Denpasar menyebutkan, pesawat kecil bermesin tunggal yang dipiloti Kapten Shaesta ini telah lepas landas dari Bandara Seletar pada pukul 13.20 waktu Singapura. Disebutkan bahwa pesawat bernomor registrasi N364ER yang telah menjelajahi lebih dari separuh penerbangan keliling dunia dari total jarak tempuh sekitar 25 ribu mil laut itu diperkirakan tiba di Bandara Internasional Ngurah Rai pada pukul 20.00 WITA.

Kedatangan perempuan berusia 29 tahun yang melakukan penerbangan seorang diri untuk mengampanyekan pentingnya kaum perempuan menguasai sains, teknologi, teknik dan matematika (STEM) serta dunia penerbangan ini akan disambut sejumlah pejabat instansi terkait.

Di antara para pejabat yang akan menyambut kedatangan perempuan pilot keturunan Afghanistan yang kini berkewarganegaraan Amerika Serikat itu adalah wakil otoritas bandara, Airnav Bali, Pertamina, dan Biomantara. Setelah mengikuti acara penyambutan, Kapten Shaesta menuju Hotel Discovery Kartika Plaza yang menjadi tempatnya menginap selama tiga hari di Bali.

Selama di Bali hingga sebelum melanjutkan rangkaian penerbangan solonya berkeliling dunia menuju Darwin, ibu kota Northern Territory, Australia, Kapten Shaesta dijadwalkan memberikan konferensi pers ke sejumlah wartawan Indonesia pada Rabu (16/8).

Dalam konferensi pers tersebut, pejabat Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan RI dan perempuan pilot Indonesia dijadwalkan turut mendampingi Kapten Shaesta Waiz. Kemudian di hari yang sama, perempuan pilot keturunan Afghanistan ini akan mengikuti rapat dengan unsur otoritas bandara, Angkasa Pura, dan Biomantara Bali guna membahas sejumlah hal penting seperti rencana penerbangan, kesiapan pesawat, dan kondisi cuaca.

Pada Kamis pukul 07.00 waktu Bali, perempuan berparas ayu dengan rambut lurus melebihi bahu ini dijadwalkan melanjutkan penerbangannya sepanjang 953 mil laut menuju Darwin, Australia Utara.  Dari Darwin, sesuai jadwal rute penerbangannya yang dipublikasi situs resmi Dreams Soar, organisasi yang dia dirikan, Kapten Shaesta akan menyinggahi Kota Cairns, Australia, sebelum bertolak ke Bandara Magenta, Kaledonia Baru, yang berjarak 1.215 mil laut.

Sebelumnya pada akhir Juli 2017, saat masih berada di Singapura, Kapten Shaesta menyempatkan diri mengunjungi Kota Batam guna mengisi sebuah seminar bertajuk perempuan dan profesi pilot di depan ratusan pelajar perempuan dari akademi sekolah penerbangan.

Perempuan pilot lulusan Embry-Riddle Aeronautical University (AS) ini sebelumnya berencana memulai misi penerbangan solonya itu dari Bandara Internasional Daytona Beach pada Musim Gugur 2016. Di bandara itu pula, dia akan mengakhiri penerbangan panjangnya ini.

Total jarak penerbangan yang dilakukan Kapten Shaesta Wais untuk mengelilingi lima benua seorang diri dengan menyinggahi 18 negara selama 90 hari itu mencapai sekitar 25 ribu mil laut.

Selain AS, di antara negara-negara yang disinggahinya adalah Kanada, Portugal, Spanyol, Italia, Yunani, Mesir, Bahrain, Uni Emirat Arab, Oman, India, Sri Lanka, Thailand, Singapura, Bali (Indonesia), Australia, Kaledonia Baru, Samoa Amerika, dan Kiribati. Ada pun kota-kota AS yang dia darati dalam misi penerbangannya itu antara lain Columbus, Ohio, Grand Rapids, Michigan, Hilo, Hawaii, El Cajon, California, Phonix, Arizona, Kansas, Cincinnati, Washington DC, Atlanta, Georgia, dan Mobile, Alabama.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement