Rabu 16 Aug 2017 05:33 WIB

India dan Cina di Ambang Ancaman Konflik Bersenjata

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Esthi Maharani
Puncak Pegunungan Himalaya
Foto: AP PHOTO
Puncak Pegunungan Himalaya

REPUBLIKA.CO.ID, DELHI - Pasukan militer India dan China dilaporkan tengah bersiap menghadapi kemungkinan munculnya konflik bersenjata di wilayah sengketa di Himalaya, jika solusi damai tidak berhasil disepakati.

Dua bulan yang lalu, pasukan India menghadapi pasukan Cina yang bekerja di Dataran Tinggi Doklam, area strategis yang menjadi perbatasan antara Tibet, India, dan Bhutan. Cina menuntut agar pasukan India mundur sebelum melakukan pembicaraan, sementara India meminta setiap pihak untuk mundur dari Doklam.

South China Morning Post melaporkan, Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) memiliki rencana untuk menggunakan rudal untuk melawan pasukan India jika terjadi konflik.

"PLA tidak akan berusaha untuk berperang dengan tentara India sejak awal. Alih-alih mereka akan mengerahkan pesawat terbang dan rudal strategis untuk melumpuhkan tentara yang ditempatkan di Himalaya di perbatasan dengan Cina," kata seorang sumber kepada surat kabar tersebut tanpa menyebut nama.

Dalam pidato Kemerdekaannya pada Selasa (15/8), Perdana Menteri India Narendra Modi juga berbicara tentang kemampuan negara tersebut dalam menghadapi tantangan keamanan dari Cina. Modi tidak secara langsung merujuk pada sengketa perbatasan, namun ia menegaskan keamanan adalah prioritas pemerintah India.

"Sudah jelas keamanan negara kita adalah prioritas kami. Keamanan internal adalah prioritas kami. Baik itu laut atau perbatasan, baik itu siber atau ruang angkasa. India mampu mengatasi setiap tantangan keamanan," ungkapnya.

Profesor Steve Tsang, Direktur SOAS China Institute, mengatakan kepada The Independent, tidak mungkin kedua pihak akan melakukan aksi militer. Menurutnya, tidak ada pihak yang menginginkan terjadinya konflik pada saat ini.

"Jika disiplin militer di kedua belah pihak tetap bertahan, saya tidak mengharapkan mereka akan meningkatkan ketegangan, karena ini bukan kebijakan pemerintah. Kedua pihak tidak mau mundur tapi tidak ada pihak yang menginginkan konflik pada saat ini," ujar Tsang.

Sebuah sumber pekan lalu mengatakan, militer India telah meningkatkan kesiapan operasionalnya di sepanjang perbatasan India timur dengan Cina. Langkah tersebut diambil karena gagalnya upaya diplomatik untuk memecahkan kebuntuan sengketa kedua negara.

Cina telah berulang kali memperingatkan adanya eskalasi jika India tidak menarik pasukannya dari perbatasan. Global Times mengatakan jika Modi melanjutkan aktivitas di perbatasan, Beijing akan melakukan tindakan balasan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement