Jumat 18 Aug 2017 21:31 WIB

Laporan PBB Salahkan Aliansi Saudi dalam Korban Perang Yaman

Kondisi wilayah di Sanaa, Yaman, akibat perang antara milisi Houthi dan pendukung Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi.
Foto: Reuters
Kondisi wilayah di Sanaa, Yaman, akibat perang antara milisi Houthi dan pendukung Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Aliansi militer pimpinan Arab Saudi bertanggung jawab atas 51 persen kematian dan luka-luka pada anak-anak di Yaman pada tahun lalu. Demikian rancangan laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang dilihat Reuters pada Kamis.

Rancangan laporan tentang anak-anak dan bentrokan bersenjata itu, yang masih harus disetujui Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dan dapat berubah. Laporan menyebut jumlah kematian tersebut sangat tinggi dan tidak dapat diterima.

Rancangan laporan menyalahkan sekutu pimpinan Arab Saudi untuk lebih dari 680 korban di kalangan anak-anak dan tiga perempat serangan terhadap sekolah dan rumah sakit di Yaman

"Serangan udara menyebabkan lebih dari setengah dari semua korban di kalangan anak-anak, dengan setidak-tidaknya 349 tewas dan 333 terluka," kata rancangan laporan itu.

Aliansi militer Saudi memulai serangan udara di Yaman pada Maret 2015 untuk mengalahkan pemberontak Houthi Syiah, yang didukung Iran.

Hal itu akan terserah kepada Guterres untuk memutuskan apakah akan menempatkan kembali koalisi Arab Saudi ke daftar hitam hak anak yang dilampirkan pada laporan tersebut.

Koalisi dipimpin Arab Saudi disebutkan dalam daftar hitam pada tahun lalu setelah laporan PBB tersebut menyalahkannya atas 60 persen kematian dan luka-luka pada anak di Yaman pada 2015.

Laporan terbaru kemungkinan akan dipublikasikan bulan depan. Laporan akan dikeluarkan dengan nama Guterres namun disusun oleh utusan khusus untuk anak-anak dan konflik bersenjata, Virginia Gamba. Laporan ini dibuat atas permintaan Dewan Keamanan PBB.

"Perserikatan Bangsa-Bangsa diberi tahu tentang tindakan yang diambil oleh koalisi pada 2016 untuk mengurangi dampak konflik terhadap anak-anak," kata rancangan laporan tersebut.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement