Ahad 20 Aug 2017 05:07 WIB

Korut Sebut Nuklirnya Hanya Ancaman untuk AS Bukan Dunia

Rep: Kamran Dikrama/ Red: Andri Saubani
Nuklir Korea Utara.
Foto: Reuters/Damir Sagolj
Nuklir Korea Utara.

REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG – Korea Utara (Korut), pada Sabtu (19/8), mengatakan, bahwa setiap negara dunia tidak akan terancam serangan nuklirnya selama mereka tidak bergabung dalam aksi militer yang dipelopori Amerika Serikat (AS). Hal tersebut diungkapkan Korut di surat kabar Rodong Sinmun, yang menjadi corong resmi Partai Pekerja Korut.

Dalam surat kabar Rodong Sinmun, Korut menyatakan, bahwa tindakan Pyongyang untuk memperkuat senjata nuklirnya tidak bertujuan untuk mengancam dunia. Melainkan, hanya negara-negara yang ceroboh bergabung dengan AS untuk memulai perang nuklir.

“AS telah membesar-besarkan bahwa kita mengajukan ancaman serius ke seluruh dunia. Tapi kita tidak akan memulai atau mengancam serangan nuklir terhadap negara manapun di dunia ii, kecuali jika mereka berpartisipasi dalam tindakan militer anti-Korut yang diinisiasi AS,” kata Rodong Sinmun dalam tajuknya, seperti dikutip laman Yonhap.

“Korut belum melakukan pengembangan nuklir dan rudal secara diam-diam. Sebaliknya, semua proses pengembangan senjata telah diungkapkan secara transparan sebagai bagian dari upaya Korut untuk mencegah perang,” katanya menambahkan.

Pernyataan yang diterbitkan di surat kabar Rodong Sinmun dinilai sebagai upaya Korut untuk melonggarkan isolasi pasca-diterbitkannya sanksi terbaru oleh Dewan Keamanan PBB. Sanksi yang melarang Korut melakukan ekspor komoditas utama seperti batu bara, bijih besi, dan hasil laut diperkirakan akan menyebabkan kerugian senilai tiga miliar dolar AS setiap tahunnya.

Sanksi ini pula yang menyebabkan Korut berencana menyerang Guam, sebuah pulau di Samudra Pasifik yang menjadi basis dan pangkalan militer AS. Namun, belakangan Korut mengurungkan niatnya tersebut. Penyerangan ke Guam, kata Korut, akan dilaksanakan bila AS mengambil tindakan provokatif di Semenanjung Korea.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement