REPUBLIKA.CO.ID,TOKYO -- Jepang meminta dunia terus menekan Korea Utara untuk mengendalikan program nuklir dan misilnya. Ini dikarenakan Jepang menilai Amerika Serikat memberikan beberapa pilihan kepada Pyongyang terkait program rudalnya.
Menteri Luar Negeri Jepang Taro Kono mengatakan tekanan harus dijaga sampai Korea Utara menunjukkan bahwa pihaknya akan menghentikan program nuklirnya. "Ini bukan saatnya untuk membahas (dimulainya kembali) perundingan enam negara. Ini saatnya memberi tekanan," ujar Kono seperti dilansir Reuters (22/8).
Pernyataan Kono ini mengacu pada perundingan internasional yang melibatkan Korea, Amerika Serikat, Rusia, Cina dan Jepang untuk denuklirisasi semenanjung Korea. Korea Utara telah melakukan uji coba senjata yang bertentangan dengan resolusi dan sanksi Dewan Keamanan PBB.
Korea Utara mengabaikan semua peringatan, termasuk dari Cina, yang meminta Korut untuk berhenti dengan program rudalnya dan, mengedepankan retorika antara Korea Utara dan Amerika Serikat. Korea Utara membenarkan program senjatanya, termasuk ancaman baru-baru ini untuk menembakkan rudal ke wilayah Guam di AS.
Nuansa permusuhan juga kuat terlebih dengan adanya latihan militer dengan Korea Selatan minggu ini. Prioritas utama Presiden Amerika Serikat Donald Trump adalah untuk melindungi Amerika Serikat dan sekutunya dari Korea Utara. Amerika siap untuk menggunakan kekuatan yang ada untuk menghadapi ancaman Korut.
Duta Besar Perlucutan Senjata AS, Robert Wood mengatakan kepada sebuah Konferensi Perlucutan Senjata yang diadakan oleh PBB di Jenewa bahwa jalan menuju dialog masih menjadi pilihan"bagi Pyongyang. Tidak ada jawaban langsung dari delegasi Korea Utara yang berada di ruangan tersebut.