REPUBLIKA.CO.ID,CARACAS -- Presiden Venezuela Nicolas Maduro menyebut hubungan bilateral negaranya dengan Amerika Serikat (AS) sedang dalam situasi terburuk yang pernah ada.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam jumpa pers di Caracas, ibukota Venezuela. "Sayangnya, kita (Venezuela) ada di situasi terburuk dalam hubungannya dengan pemerintah Amerika Serikat," kata Maduro seperti dikutip Reuters, Selasa (22/8).
Namun, orang nomor satu di Venezuela itu tidak hendak memutus sama sekali relasi dengan AS. Dia lantas mengajak presiden AS Donald Trump untuk saling menghormati satu sama lain. "Anda dan saya mesti berbicara. Hanya dengan itu (dialog) kita dapat memahami satu sama lain," ujarnya.
Sebelumnya, Trump di Washington, AS, sempat mengeluarkan pernyataan yang menyasar pemerintah Venezuela. Politikus Partai Republik itu menyinggung Venezuela sebagai negara yang kini sarat penduduk miskin dan menderita. "Kami punya banyak pilihan untuk Venezuela, termasuk kemungkinan opsi militer kalau-kalau diperlukan," ujar Trump.
Sementara itu, Maduro menyebut AS masih sarat standar ganda. Dia mencontohkan bagaimana aksi militer AS di pelbagai belahan dunia, misalnya Irak, telah menuai ketegangan yang hingga kini tak kunjung reda. Sejak era mendiang Hugo Chavez, hubungan Venezuela dengan AS cukup berdinamika. Rezim sosialis Venezuela kerap menuding AS sebagai sumber masalah. Hal itu misalnya terkait dengan jatuhnya nilai uang lokal Venezuela.
Dalam beberapa bulan terakhir sampai kini, Venezuela masih didera krisis. Bahkan, negara ini sempat mengalami kekurangan pangan dan obat-obatan. Di ranah politik, Nicolas Maduro terus menghadapi tekanan, khususnya dari gelombang unjuk rasa.