Rabu 23 Aug 2017 12:55 WIB

Jong-un Perintahkan Produksi Lebih Banyak Hulu Ledak Rudal

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Bilal Ramadhan
Foto rilis dari pemerintah Korea Utara menggambarkan Kim Jong Un meninjau percobaan rudal balistik jarak jauh  Hwasong-12 (Mars-12) diluncurkan militer Korea Utara
Foto: KCNA/Reuters
Foto rilis dari pemerintah Korea Utara menggambarkan Kim Jong Un meninjau percobaan rudal balistik jarak jauh Hwasong-12 (Mars-12) diluncurkan militer Korea Utara

REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un memerintahkan produksi lebih banyak hulu ledak rudal dan mesin roket berbahan bakar padat. Menurut media resmi Korea Utara KCNA pada Rabu (23/8), Kim mengeluarkan perintah itu saat melakukan kunjungan ke Institut Bahan Kimia di Akademi Ilmu Pertahanan.

Di institut ini, Kim diberitahu tentang proses pembuatan hulu ledak rudal balistik antarbenua dan mesin roket berbahan bakar padat. "Dia menginstruksikan institut tersebut untuk memproduksi mesin roket berbahan bakar padat dan hulu ledak dengan terus mengembangkan proses produksi mesin, dan kapasitas produksi hulu ledak horisontal dan mesin jet dengan bahan karbon/senyawa karbon," kata KCNA.

Laporan KCNA mengatakan, Kim telah memberikan ucapan terima kasih dan bonus khusus kepada para pejabat institut tersebut dan memanggil mereka pahlawan. Sebuah foto menunjukkan Kim dengan setelan garis abu-abu, tersenyum di samping diagram alir besar yang menggambarkan proses manufaktur.

Korea Utara telah melakukan dua uji coba nuklir dan puluhan uji coba rudal sejak awal tahun lalu. Uji coba ini secara signifikan meningkatkan ketegangan di semenanjung Korea yang telah termiliterisasi.

Dua uji coba rudal balistik antar benua pada Juli lalu, juga telah menghasilkan babak baru sanksi global yang lebih ketat terhadap Korea Utara. Sanksi AS yang baru, diumumkan pada Selasa (22/8) untuk menargetkan perusahaan-perusahaan Cina dan Rusia yang telah mendukung program nuklir dan rudal senjata Pyongyang.

Uji coba rudal terakhir Korea Utara pada 28 Juli langsung mengarah ke daratan AS dan menimbulkan kekhawatiran akan konflik baru di semenanjung. Sementara itu, Korea Selatan dan AS sedang melakukan latihan gabungan tahunan yang melibatkan simulasi komputer tentang kemungkinan perang di semenanjung Korea.

Latihan dimulai pada Senin (21/8) dan akan berlanjut sampai 31 Agustus mendatang. Korea Selatan juga akan melakukan latihan pertahanan sipil sukarela di seluruh negeri pada Rabu (23/8).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement