Jumat 25 Aug 2017 18:18 WIB

Palestina Pesimistis Perundingan Kushner Capai Kesepakatan

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Bilal Ramadhan
Jared Kushner
Foto: CNN
Jared Kushner

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Utusan pemerintah AS Jared Kushner kembali mengadakan perundingan mengenai konflik Israel-Palestina pada Kamis (24/8), dengan tujuan untuk memulai kembali upaya perdamaian yang telah lama tersendat. Namun Palestina merasa optimistis perundingan tersebut dapat mencapai kesepakatan akhir.

Kunjungan itu dilakukan saat Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tidak dalam posisi untuk membuat konsesi besar. Selain itu tidak ada rincian yang muncul tentang bagaimana tim Trump akan mengatasi konflik kedua negara ini.

"Kami memiliki banyak hal untuk dibicarakan, bagaimana memajukan perdamaian, stabilitas, dan keamanan di wilayah kami, juga kemakmuran. Dan saya pikir itu semua telah berada di dalam jangkauan kami," kata Netanyahu dalam sambutan singkat saat bertemu Kushner di Tel Aviv, dikutip Arab News.

Kushner, yang juga menantu Presiden AS Donald Trump, mengatakan, "Presiden sangat berkomitmen untuk mencapai solusi di sini, yang dapat membawa kemakmuran dan perdamaian bagi semua orang di daerah ini."

Sebuah pernyataan yang dikeluarkan kantor Netanyahu menunjukkan pembicaraan dengan Kushner berlangsung konstruktif dan substantif, tanpa menambahkan rincian lebih lanjut. "Perdana Menteri berharap dapat melanjutkan diskusi tersebut dalam minggu-minggu mendatang," tulis pernyataan itu.

Abbas, yang bertemu dengan Kushner di kota Ramallah, Tepi Barat, pada Kamis (24/8) malam, hanya mengatakan Kushner sedang berusaha menuju perdamaian. "Kami tahu ini sulit dan rumit, tapi bukan berarti ini tidak mungkin," kata kantor berita resmi Palestina Wafa yang mengutipnya.

Kunjungan tersebut merupakan bagian dari tur regional yang dilakukan oleh Kushner, ajudan Trump Jason Greenblatt, dan Wakil Penasihat Keamanan Nasional Dina Powell. Mereka juga mengadakan pembicaraan dengan pejabat Mesir, Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Qatar, dan Yordania.

"Saya pikir (konflik Israel-Palestina) jelas tetap penting, cukup penting sampai pejabat senior terus terlibat di dalamnya, termasuk Jared Kushner," ujar Dan Shapiro, Duta Besar AS untuk Israel di era Barack Obama.

Para pemimpin Palestina telah merasa frustrasi terhadap Gedung Putih setelah awalnya berharap Trump dapat membawa pendekatan baru terhadap upaya perdamaian. Namun mereka mencatat, Gedung Putih bahkan belum mengatakan dengan jelas apakah akan fokus pada solusi dua negara untuk mengatasi konflik tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement