Sabtu 26 Aug 2017 17:18 WIB

Irak Berhasil Kuasai 70 Persen Tal Afar dari ISIS

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Teguh Firmansyah
Gerakan ISIS (ilustrasi)
Foto: VOA
Gerakan ISIS (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Pasukan Irak berhasil merebut kembali 70 persen wilayah Tal Afar dari ISIS, termasuk benteng pusatnya, pada Sabtu (26/8).

Informasi ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Irak Ibrahim al-Jaafari pada sebuah konferensi pers bersama mitranya dari Prancis, Jean-Yves Le Drian, dan Menteri Pertahanan Prancis Florence Parly, di Baghdad. "70 persen kota telah dibebaskan. Insya Allah, bagian yang tersisa akan segera dibebaskan," kata al-Jaafari.

Operasi militer terhadap Tal Afar, yang berada di jalur pasokan antara Suriah dan Mosul ini dimulai pada 20 Agustus. Unit Elit Kontra Terorisme Irak berhasil menaikkan bendera Irak di atas gedung benteng di pusat kota Tal Afar.

Sebagian besar benteng era Utsmani di wilayah ini diketahui telah dihancurkan oleh militan ISIS pada akhir 2014. Kota yang terletak 80 km di sebelah barat Mosul ini telah menghasilkan beberapa komandan senior di dalam kelompok militan tersebut.

Tal Afar, yang memiliki populasi pra-perang sekitar 200 ribu orang, adalah tujuan terakhir operasi melawan ISIS yang dilakukan Irak dan didukung AS. Operasi militer di Tal Afar dilakukan setelah pasukan Irak berhasil merebut kembali Mosul dalam serangan ofensif sama sembilan bulan.

Jatuhnya Mosul secara efektif menandai berakhirnya khilafah ISIS yang diproklamirkan di atas wilayah-wilayah Suriah dan Irak pada 2014. Tal Afar terputus dari wilayah lain yang dimiliki ISIS pada Juni.

Menurut komandan militer AS dan Irak, saat ini masih ada 2.000 militan ISIS yang berada di Tal Afar. Sementara jumlah penduduk sipil yang tersisa di kota ini antara 10 ribu sampai 20 ribu orang.

Seperti pertempuran di Mosul, warga sipil di Tal Afar juga sangat menderita. Mereka melakukan pengungsian dalam jumlah besar ke kota-kota lain, sebelum pertempuran dimulai. Sedangkan mereka yang tersisa di dalam kota, terancam dibunuh oleh militan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement