Ahad 27 Aug 2017 03:33 WIB

Texas Terancam Banjir Akibat Badai Harvey

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Israr Itah
Badai Harvey menumbangkan tiang listrik di salah satu bagian Kota Rockport, Texas, AS, Sabtu (26/8).
Foto: Nick Wagner/Austin American-Statesman via AP
Badai Harvey menumbangkan tiang listrik di salah satu bagian Kota Rockport, Texas, AS, Sabtu (26/8).

REPUBLIKA.CO.ID, TEXAS — Badai kuat Harvey kembali mengancam negara bagian Texas, Amerika Serikat (AS). Selama lebih dari 50 tahun ancaman badai bergerak ke pedalaman Texas pada Sabtu (26/8) dan berpotensi menghadirkan banjir besar. 

Pemerintah Kota Rockport, Texas mengingatkan pada warga untuk mengantisipasi segala kemungkinan terburuk terjangan badai Harvey. Salah satu imbauan Pemerintah Kota Rockport, yakni meminta warga menuliskan namanya di tangan. Tujuannya, untuk memudahkan identifikasi apabila tewas atau cedera.

“Ada begitu banyak kerusakan dan reruntuhan pohon, sehingga biaya pembersihan akan sangat besar,” kata Wali Kota Rockport, Jack Whitlow dilansir dari CNBC, Sabtu (26/8).

Ia menjabarkan sejumlah bangunan, seperti, sekolah menengah, hotel, kompleks perumahan mengalami kerusakan struktural. Padahal, ia mengatakan, beberapa bangunan tersebut digunakan sebagai tempat penampungan. Kondisi buruk juga terjadi pada Kota pesisir Port Lavaca yang tergenang.

Badai tersebut menyebabkan banjir dahsyat setelah menghantam pantai dengan kecepatan angin 130 mil per jam (209 km per jam). Perusahaan utilitas Texas memprediksi sebanyak 1,4 juta orang berpotensi terdampak badai Harley. Saat ini, angin dan hujan terus menerjang lokasi warga.

Harvey adalah badai terkuat yang melanda Texas, pusat industri minyak dan gas AS sejak 1961. Kota tepi laut Rockport diterjang angin berkekuatan 30 mil (48 km).

Beberapa rumah dilaporkan roboh dan sejumlah bangunan mengalami kerusakan. Beberapa atap robek dan jendela beterbangan.

Jalanan banjiri dan penuhi dengan kabel dan tiang listrik. Pun beberapa mobil terbalik dan meledak di jalanan. "Itu mengerikan," kata salah satu penduduk, Joel Valdez (57).

Ia menceritakan dirinya bisa merasakan rumah bergerak dan atap robek. Ia mengaku kehilangan hewan ternaknya, keledai. “Saya tidak tahu di mana mereka berada,” jelasnya.

Pemerintah meminta warga untuk mengurangi penggunaan toilet dan keran karena rencana pemadaman listrik. Selain itu, warga juga diimbau mengonsumsi air rebusan. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement