Ahad 27 Aug 2017 15:04 WIB

Warga Barcelona Gelar Aksi Solidaritas Lawan Terorisme

Rep: Puti Almas/ Red: Esthi Maharani
Petugas berjaga di area pejalan kaki di La Ramblas, pusat kota Barcelona, Spanyol, Jumat (17/8) waktu setempat. Sebuah van menabrak ke kerumunan di Plaza Katalunya, La Rambla, sehingga menyebabkan sejumlah orang cedera.
Foto: EPA/Andreu Dalmau
Petugas berjaga di area pejalan kaki di La Ramblas, pusat kota Barcelona, Spanyol, Jumat (17/8) waktu setempat. Sebuah van menabrak ke kerumunan di Plaza Katalunya, La Rambla, sehingga menyebabkan sejumlah orang cedera.

REPUBLIKA.CO.ID, BARCELONA -- Sebanyak ratusan ribu orang menggelar aksi soladirtas atas serangan teror yang terjadi di Barcelona, Spanyol, Sabtu (26/8). Sebuah parade mengisi jalan-jalan di sepanjang kota itu.

Aksi damai dari ratusan ribu orang tersebut sekaligus menjadi tanda penghormatan kepada para korban dalam serangan teror di Barcelona. Peristiwa yang terjadi pada 18 Agustus lalu itu telah membuat 15 orang tewas dan lebih dari 120 lainnya terluka.

Serangan bermula dari  adanya mobil van putih dengan kecepatan tinggi ke arah Las Ramblas. Pengemudi menargetkan untuk menabrak kerumunan banyak orang di kawasan wisata terkenal bagi wisatawan lokal dan mancanegara itu.

Spanduk dan bendera para peserta lambaikan dalam aksi solidaritas serangan teror tersebut. Banyak dari mereka yang menyuarakan keberanian untuk melawan kejahatan terorisme apapun yang terjadi.

Para peserta aksi juga meliputi Raja Spanyol Felipe VI, Perdana Menteri Spanyol Mariano Rajoy, serta Wali Kota Barcelona Ada Colau. Setidaknya, barisan orang-orang yang mengikuti unjuk rasa damai ini terlihat memanjang hingga satu mil di jalan-jalan pusat kota.

Salah satu peserta aksi solidaritas bernama Carlos Pintado mengatakan sangat terdorong untuk berpartisipasi. Ia merasa semua orang di Barcelona harus bersatu dalam memberantas terorisme bersama-sama.

"Perdamaian itu begitu penting dan kami sebagai warga Barcelona harus berdiri bersama melawan terorisme," ujar Pintado, dilansir Sky News, Ahad (27/8).

Serangan teror di Barcelona pada awalnya diyakini oleh polisi telah dirancang untuk menjadi lebih mematikan. Namun, rencana itu gagal karena kesalahan teknis yang dibuat oleh pelaku. Kesalahan itu terjadi dengan adanya ledakan yang terjadi di sebuah rumah di Alcanar pada Rabu (16/8) lalu. Dalam peristiwa itu ada satu orang yang tewas.

Polisi meyakini rumah tersebut merupakan tempat pelaku serangan teror di Barcelona mempersiapkan kejahatan. Diduga mereka yang berada di dalamnya tengah membuat dan merakit senjata, termasuk bom yang hendak digunakan dalam serangan besar di salah satu kota terbesar negara itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement