REPUBLIKA.CO.ID, YANGON -- Sekitar 2.000 orang telah berhasil menyeberang ke Bangladesh sejak Jumat. Hal ini menurut perkiraan pengungsi Rohingya yang tinggal di kamp darurat di sisi perbatasan Bangladesh, Sabtu (26/8).
Kementerian luar negeri Bangladesh mengatakan, pihaknya khawatir ribuan warga Myanmar yang tidak bersenjata berkumpul di dekat perbatasan untuk memasuki negara tersebut.
Warga Rohingya telah melarikan diri dari Myanmar ke Bangladesh sejak awal 1990an dan sekarang ada sekitar 400 ribu orang di negara tersebut.
Mereka selama ini telah menjadi sumber ketegangan antara kedua negara. Baik Myanmar maupun Bangladesh tak mau mengakui Rohingya sebagai warga negaranya.
Advertisement