REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Jumlah korban tewas akibat banjir musiman di India, Bangladesh, dan Nepal telah meningkat di atas 1.200 orang. Ketiga negara tersebut sering mengalami banjir selama musim hujan bulan Juni-September, namun badan bantuan internasional mengatakan, keadaan sangat buruk tahun ini. Jalan-jalan ribuan desa terputus dan orang-orang kehilangan makanan dan air bersih selama berhari-hari.
Perdana Menteri India Narendra Modi melakukan survei udara terhadap negara bagian Bihar yang terkena banjir pada Sabtu. Ia menjanjikan dana bantuan sebesar 78 juta dolar AS. Seperti dilansir Aljazirah, Ahad, (27/8), gajah-gajah membantu menyelamatkan 600 orang dari banjir di Nepal.
Pejabat pemerintah di negara bagian Bihar di India timur mengatakan, setidaknya 379 orang tewas dalam beberapa hari terakhir. Sedangkan ribuan orang terlantar dari rumah-rumah mereka yang terendam.
"Pertanian tahun ini telah hancur akibat banjir dan kita akan menyaksikan kenaikan pengangguran yang tajam," kata Anirudh Kumar, seorang pejabat manajemen bencana di Patna, ibu kota negara bagian Bihar yang miskin.
Banyak penduduk Bihar yang melakukan migrasi massal ke kota-kota untuk mencari pekerjaan. Di negara tetangga Uttar Pradesh, setidaknya 88 orang tewas saat banjir menerjang wilayah yang dihuni hampir separuh dari 220 juta penduduk negara itu.
Pejabat Kementerian Dalam Negeri Federal di New Delhi yang mengawasi operasi penyelamatan dan bantuan, Rajan Kumar mengatakan, setidaknya 850 orang tewas di enam negara yang terkena dampak banjir pada bulan lalu. "Gelombang kedua banjir menyebabkan kerusakan yang luas. Kita harus segera memberikan bantuan rehabilitasi untuk membantu jutaan orang terkena dampak langsung," ujarnya.