REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Pakistan menunda kunjungan Asisten Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Alice Wells, sebagai bentuk protes untuk melawan tuduhan Presiden AS, Donald Trump. Trump menuduh Pakistan sebagai penyebab perang panjang yang terjadi Afghanistan.
Kunjungan Alice Wells dijadwalkan hari ini, Senin (28/8), seharusnya menjadi kunjungan pejabat tertinggi AS ke Pakistan untuk pertama kalinya, sejak pidato kebijakan Afghanistan Trump 21 Agustus lalu.
"Atas permintaan pemerintah Pakistan, kunjungan Asisten Menteri Luar Negeri AS, telah ditunda hingga waktu yang belum ditentukan," ujar Juru Bicara Duta Besar Amerika Serikat kepada Reuters di Islamabad, Ahad (27/8). Pernyataan serupa juga dinyatakan Kementerian Luar Negeri Pakistan.
Kedua pihak tidak memberikan alasan yang jelas terkait penundaan tersebut. Namun, pemerintah AS memang telah bersiap alami penolakan sejak pidato Trump. Dalam pidatonya, Trump menuduh Pakistan menyembunyikan 'Agen Kekisruhan', serta menyediakan tempat persembunyian bagi agen militan tersebut di wilayah Kabul.
Pemerintah Pakistan mengatakan, AS seharusnya tidak menjadikan Pakistan sebagai 'kambing hitam', dan menyatakan militer Amerika gagal memusnahkan tempat-tempat persembunyian di Afghanistan.
Sementara, di Kota Karachi bagian Selatan, polisi menembakkan gas air mata kepada para pemerotes yang berasal dari kelompok mahasiswa religius, saat mereka bergerak menuju Gedung Konsulat Amerika Serikat. Sekitar 100 dari 150 pemerotes, membawa spanduk berisi foto Trump sambil menyanyikan lagu Anti-AS. Sementara, spanduk berisi slogan-slogan yang terlihat tiga kilometer dari gedung konsulat, beberapa di antaranya ada yang disimpan polisi setempat.