Senin 28 Aug 2017 06:02 WIB

Bentrok Houthi dan Pendukung Saleh Tewaskan Dua Orang

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Andri Saubani
[ilustrasi] Milis Houthi di Sana'a, Yaman.
Foto: EPA/Yahya Arhab
[ilustrasi] Milis Houthi di Sana'a, Yaman.

REPUBLIKA.CO.ID, SANAA -- Pendukung mantan Presiden Yaman, Ali Abdullah Saleh bentrok dengan pejuang Houthi, menewaskan dua orang. Bentrokan yang terjadi di Kota Sanaa itu, merupakan bentrok terparah yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam aliansi melawan koalisi pimpinan Arab.

"Anggota pendukung Saleh, menembak pejuang Houthi, yang mencoba mendirikan pos pemeriksaan keamanan di sekitar rumah anaknya Saleh serta di kantor media ternama," ujar penduduk setempat, Ahad (27/8).

Pertarungan terus-menerus berlanjut selama beberapa jam, dikatakan penduduk tersebut, bahkan memotong akses jalan utama di lingkungan Hadda. Sementara, kantor berita negara yang dikuasai Houthi, SABA, mengatakan dua orang yang tewas adalah dua anggota penting dalam pejuang Houthi.

Namun, laporan media tentang jumlah korban yang lebih dari dua orang, masih belum bisa dikonfirmasikan lagi. Aliansi taktis antara Houthi dan Saleh memang tampak rapuh, keduanya saling curiga terhadap tujuan utama dan jarang sekali berbagi tentang ideologi masing-masing.

Saleh mengumpulkan ribuan pendukungnya dalam sebuah demonstrasi seharian, pada Kamis (24/8) lalu. Hal tersebut dilakukan Saleh, sehari setelah Houthi menyebut dirinya sebagai 'iblis' dan mengutuk pernyataan dia yang menyebutkan Houthi sebagai 'milisi'.

Pendukung Saleh dan Houthi telah bersama-sama mengatur pemerintahan Yaman Utara dan telah memerangi pemerintah pusat yang dilihat juga oleh dunia internasional. Itu mereka lakukan dari Yaman Selatan, didukung oleh koalisi yang dipimpin Saudi selama 2,5 tahun.

Koalisi ikut campur dalam perang sipil pada 2015 itu, bertujuan untuk mengembalikan pemerintahan ke kekuasaan di Sanaa. Namun konflik yang telah menewaskan sekitar 10.000 orang itu, saat ini sedang mengalami jalan buntu. Perpindahan besar oleh koalisi loyal merupakan ciri khas pemandangan politik Yaman yang sangat dominan, terutama sejak kisruh 'Arab Spring' pada 2011, yang akhirnya menjatuhkan Saleh pada 2012

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement