Senin 28 Aug 2017 09:33 WIB

Sekjen PBNU: Kekerasan ke Muslim Rohingya Harus Disetop

Rep: Muhyiddin/ Red: Teguh Firmansyah
Sekretaris Jenderal PBNU Helmy Faishal Zaini
Foto: ROL/Fian Firatmaja
Sekretaris Jenderal PBNU Helmy Faishal Zaini

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengutuk keras kekerasan yang kembali terjadi di negara bagain Rakhine, Myanmar. Sekretaris Jenderal PBNU, Helmy Faishal Zaini mengatakan, penyerangan dan kekerasan terhadap Muslim Rohingya di Rakhine harus dihentikan. 

"Kami mengutuk keras kejadian yang terjadi di Rakhine, Negara Bagian Myanmar. Penyerangan dan kekerasan yang menimpa Muslim Rohingya harus segera diakhiri. Apapun alasannya dan motifnya, kekerasan tidak bisa dibenarkan dan ditolelir," ujarnya kepada Republika.co.id dalam keterangan tertulisnya, Selasa (28/8).

Karena itu, Helmy pun mendesak agar organisasi-organisasi dunia untuk pro aktif berupaya menyelasaikan konflik yang tak kunjung usai tersebut. Karena, menurut dia, perbedaan keyakinan tidak bisa dijadikan alasan untuk saling menyerang.

"Kami mendesak pihak-pihak terkait, utamanya pemerintah Myamar, Dewan Kemanan PBB dan juga ASEAN untuk pro aktif dan mengambil langkah strategis untuk menyelesaikan tragedi kemanusiaan ini. Perbedaan keyakinan dan ideologi tidak bisa dijadikan alasan untuk memberangus yang lain," ujarnya.

Helmy menambahkan, Islam sangat menjunjung tinggi rasa kemanusiaan, sehingga Nabi dan para sahabat Nabi juga sangat menghormati sesama manusia meskipun berbeda keyakinan. "Saya mengutip maqolah Sayyidina Ali bahwa mereka yang bukan saudaramu dalam iman adalah saudara dalam kemanusiaan. Ini penting diungkapkan untuk menunjukkan bahwa betapa kemanusiaan adalah basis utama untuk membangun apa yang disebut dengan perdaiaman," kata Helmy.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement