Senin 28 Aug 2017 21:00 WIB

Konflik Rohingya, MUI Khawatirkan Umat Buddha di Indonesia

Rep: Muhyiddin/ Red: Agus Yulianto
Ketua Bidang Luar Negeri Majelis Ulama Indonesia (MUI), Muhyiddin Junaidi
Foto: ROL/Wisnu Aji Prasetiyo
Ketua Bidang Luar Negeri Majelis Ulama Indonesia (MUI), Muhyiddin Junaidi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hubungan Luar Negeri, KH Muhyiddin Junaidi mengkhawatirkan umat Buddha di Indonesia. Pasalnya, sampai saat ini, umat Islam etnis Rohingya masih terus menjadi korban kekerasan di Negara Bagian Rakhine, Myanmar.

Kiai Muhyiddin mendesak agar ASEAN melakukan langkah terobosan untuk menyelesaikan konflik antara umat Islam dan umat Buddha di daerah tersebut. Karena, menurut dia, jika tidak segera ditangani dapat berbuah malapetakan terhadap umat Buddha di Indonesia.

"Kalau ini dibiarkan bisa saja nanti ada dampak buruk. Bisa saja nanti ada sekelompok orang yang tidak sabar dan ingin balas dendam terhadap umat Buddha di Indonesia," ujarnya kepada Republika.co.id, Senin (28/8).

Dia menuturkan, kelompok radikal dan ektrim bisa saja merasa terlalu kasihan terhadap umat Islam yang dianiaya di Rakhine, sehingga melakukan hal-hal yang berada di luar dugaan. "Kelompok-kelompok radikal ekstrim bisa saja nanti itu menganggap wah kalau umat Islam digitukan di sana kita juga harus melakukan hal yang sama terhadap umat Buddha yang ada di Indonesia," ucapnya.

Kiai Muhyiddin menegaskan, bahwa jika pemerintah Myanmar tidak bisa mengatasi konflik yang telah menewaskan ribuan umat Islam tersebut, maka MUI pun tidak bisa menjamin perilaku kelompok radikal yang seperti itu.  "Itu kan akan terjadi malapetaka. Kita tidak bisa menjamin kalau memang ada sekelompok orang yang berperilaku seperti itu," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement