REPUBLIKA.CO.ID, ARUSHA -- Tanzania akan segera mengirim 16 tikus raksasa ke Kamboja untuk mendeteksi ranjau darat di negara Asia Tenggara tersebut, kata seorang pejabat pada Senin (28/8). Tikus berkantung raksasa itu telah dilatih untuk mendeteksi ranjau darat oleh organisasi nir-laba Belgia, APOPO, di Markasnya di Wilayah Morogoro di Tanzania Timur.
Said Dibwe, pelatih dari APOPO Rodent Research Project, mengatakan Pemerintah Kamboja telah meminta Tanzania mengirim 16 tikus untuk mendeteksi ranjau darat. Ia mengatakan tindakan itu akan menyelamatkan nyawa rakyat Kamboja serta mengurangi kematian serta cedera akibat ledakan ranjau darat.
"Sekarang ini kami cuma menunggu izin dari Kementerian Sumber Daya Alam dan Pariwisata sehingga kami dapat mengirim tikus pendeteksi ranjau ke Kamboja," kata Dibwe, sebagaimana dikutip Xinhua, Selasa (29/8)
Selain itu, pada Februari tahun ini, APOPO telah mengirim sebanyak delapan tikus pendeteksi ranjau darat ke Kamboja dan tanggapannya bagus dan itu sebabnya mengapa Pemerintah Kamboja memutuskan untuk meminta tambahan. Tuntutan tinggi dari berbagai negara yang telah dirundung ledakan ranjau darat seperti Mozambik, Angola dan Kamboja.
"APOPO sudah mengirim 70 tikus pendeteksi ranjau ke Mozambik dan kami menunggu untuk mengirim delapan tikus pendeteksi ranjau ke Angola dan kami juga berencana mengirim tikus pendeteksi ranjau ke Zimbabwe," katanya.
Pusat pelatihan APOPO di Tanzania didirikan pada 2000 dan pelatihan tikus pengendus dilakukan oleh Universitas Pertanian Sokoine (SUA), yang berpusat di Morogoro melalui kerja sama dengan Departemen Biologi di University of Antwerp (UA). Instalasi pelatihannya terdiri atas 24 hektare medan ranjau percobaan dengan lebih dari 1.500 ranjau darat yang sudah dijinakkan dan ditimbun. Tikus raksasa tersebut juga telah dilatih untuk mendeteksi Tuberculosis (TB).