Selasa 29 Aug 2017 16:36 WIB

Trump dan Abe Janji untuk Terus Tekan Korut

Rep: Fira Nursyabani/ Red: Winda Destiana Putri
Foto rilis dari pemerintah Korea Utara menggambarkan upaya percobaan rudal balistik jarak jauh  Hwasong-12 (Mars-12) diluncurkan militer Korea Utara
Foto: KCNA/Reuters
Foto rilis dari pemerintah Korea Utara menggambarkan upaya percobaan rudal balistik jarak jauh Hwasong-12 (Mars-12) diluncurkan militer Korea Utara

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe berjanji untuk terus bersama-sama memberikan tekanan pada Korea Utara. Hal ini dilakukan setelah rezim Kim Jong-un meluncurkan rudal ke Laut Jepang pada Selasa (29/8) pagi.

Abe mengecam peluncuran tersebut dan menyebutnya sebagai ancaman serius yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap keamanan Jepang. Dalam sebuah panggilan telepon selama 40 menit dengan Trump, mereka sepakat untuk meminta sebuah pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB untuk membahas situasi ini.

Pejabat Korea Selatan mengatakan, rudal tersebut mungkin dapat terbang lebih jauh daripada yang saat ini diuji oleh Korea Utara. Uji coba ini mengirimkan pesan yang jelas ke Washington, beberapa pekan setelah Kim Jong-un mengancam akan menargetkan wilayah Guam di Pasifik AS dengan rudal jarak menengah serupa.

Kim Jong-un juga membuat taruhan diplomatik dengan mengirim rudal langsung ke wilayah Jepang. Pyongyang telah menguji rudal balistik antarbenua yang lebih kuat tahun ini, namun peluncuran pada Selasa (29/8) mengikuti lintasan yang jauh lebih datar daripada pengujian sebelumnya.

Trump mengatakan AS 100 persen berada di belakang Jepang dan mengulangi komitmennya yang kuat untuk membela Jepang. Abe juga mengatakan hal serupa sesaat setelah melakukan panggilan telepon dengan Trump.

"Tindakan mematikan dengan menembak sebuah rudal ke negara kita adalah ancaman yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ini serius dan sangat merusak perdamaian dan keamanan regional," kata Abe kepada wartawan di Tokyo, dikutip The Guardian.

Ia menambahkan, pemerintahnya telah memprotes Pyongyang melalui Kedutaan Besar Jepang di Beijing. Abe mengatakan, Jepang juga akan meminta agar Korea Utara dapat diberi tekanan oleh Dewan Keamanan PBB, supaya negara tersebut dapat bekerjasama dengan masyarakat internasional.

Rudal tersebut merupakan rudal ketiga yang ditembakkan Korea Utara yang telah melewati wilayah Jepang. Rudal pertama ditembakkan pada 1998 dan rudal kedua pada 2009, yang diklaim Pyongyang sebagai satelit.

Rudal baru yang digunakan Korut diperkirakan merupakan pengembangan baru dari Hwasong-12. Rudal ini terbang di atas Hokkaido dan mendarat di Laut Pasifik Jepang sekitar 1.180 km di timur pulau utara Jepang.

Sistem peringatan J-Alert Jepang meminta orang-orang di wilayah utara Jepang untuk mencari perlindungan. Pasukan Jepang tidak berusaha menembak jatuh rudal tersebut dan tidak ada laporan kerusakan dari puing-puing yang jatuh.

Kepala staf gabungan Seoul (JCS) mengatakan rudal tersebut melakukan perjalanan sekitar 2.700 km dan mencapai ketinggian maksimum 550 km. Abe mengatakan pemerintahnya berusaha untuk mendapatkan rincian dari peluncuran tersebut. Menurutnya, Jepang juga akan melakukan segala sesuatu yang mungkin untuk menjamin keamanan orang-orang Jepang.

Uji coba rudal kali ini mungkin merupakan bentuk protes Korut, setelah AS dan Korea Selatan melakukan latihan militer. Latihan ini diikuti oleh tentara AS, tentara Korea Selatan, dan tentara negara lain dalam jumlah kecil.

Seoul dan Washington mengatakan latihan militer mereka adalah kesempatan bagi sekutu untuk meningkatkan kemampuan pertahanan mereka. Namun Pyongyang mencelanya dan mengatakan latihan itu sebagai gladi resik perang melawan Korea Utara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement