REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres sangat prihatin atas laporan tentang kematian warga dalam gerakan keamanan di negara bagian Rakhine, Myanmar, kata juru bicaranya pada Senin (27/8). Ia juga meminta Bangladesh menerima pengungsi Rohingya, yang melarikan diri dari negaranya untuk mencari perlindungan.
"Banyak dari pengungsi itu adalah wanita dan anak-anak, beberpa dari mereka dalam keadaan terluka," kata juru bicara PBB Stephane Dujarric dalam pernyataan.
"Sekretaris Jenderal meminta badan kemanusiaan diberikan jalan tidak terbatas dan bebas dalam memberikan bantuan dan perlindungan kepada masyarakat terdampak. Perserikatan Bangsa-Bangsa siap memberikan semua dukungan, yang diperlukan, kepada Myanmar dan Bangladesh dalam hal itu," kata Dujarric.
Pasukan keamanan Myanmar meningkatkan operasi melawan gerilyawan Rohingya pada Senin, kata polisi dan sumber lainnya, menyusul bentrokan tiga hari dengan gerilyawan, dalam kekerasan terburuk yang melibatkan masyarakat minoritas Muslim Myanmar dalam lima tahun belakangan.
Di Bangladesh pada Senin, penjaga perbatasan mencoba untuk menghalau masuk pengungsi yang tiba di dekat desa Gumdhum. Saksi mendengar suara tembakan dari wilayah Myanmar dalam tiga hari ini.