REPUBLIKA.CO.ID, SANA'A -- Sejumlah faksi yang melakukan perlawanan terhadap Pemerintah Yaman sepakat untuk mengakhiri pertempuran. Pejabat dari gerakah Houthi dan kelompok dari Ali Abudullah Al Saleh, Saleh's General People's Congress (GPC) mengatakan masing-masing pihak akan menghapus semua penyebab ketegangan. Dalam beberapa hari terakhir, bentrokan antar kelompok bersenjata tersebut terjadi di Sana'a.
Pernyataan bersama dikeluarkan oleh kedua kelompok pada Selasa (29/8). Baik Houthi maupun GPC mengatakan akan berusaha untuk mengembalikan situasi keamanan di Ibu Kota negara Timur Tengah itu.
Ketegangan di Sana'a yang terjadi pada pekan lalu dimulai dengan adanya demonstrasi yang diadakan GPC. Houthi kemudian menganggap bahwa itu adalah upaya faksi Saleh untuk mendominasi wilayah kota.
Yaman telah dilanda dengan kekerasan dan pertempuran selama dua setengah tahun terakhir. Peristiwa ini dimulai ketika pasukan aliansi pimpinan Arab Saudi melancarkan serangan udara terhadap Houthi yang berupaya menguasi wilayah negara, termasuk Sana'a.
Perang saudara yang terjadi di Yaman tercatat telah membuat lebih dari 10 ribu orang tewas dan kebanyakan adalah warga sipil. Sementara itu, kekacauan yang terjadi membuat penduduk di negara itu menderita serta jatuh miskin.
Wabah kolera juga menyebar, membuat situasi kemanusiaan di Yaman semakin buruk. PBB sebelumnya mengatakan resiko kelaparan besar dapat terus meningkat di negara itu dan harus diatasi segera.