REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Badan Migrasi PBB (IOM) mencatat dalam 20 hari terakhir tidak ada laporan mengenai kematian migran di Laut Mediterania. Hal ini sekaligus menunjukkan bahwa arus pengungsi yang menggunakan jalur dari Libya untuk mencapai Eropa berkurang cukup signifikan mulai pada bulan ini.
"Sejak 9 Agustus, IOM belum menerima laporan kematian migran di Laut Mediterania dan jumlah yang tercatat tetap seperti semula," ujar pernyataan juru bicara IOM Leonard Doyle, dilansir Middle East Monitor, Selasa (29/8).
Menurut Doyle, jumlah kematian yang tecatat terjadi pada migran ketika mencoba melintas di laut Mediterania pada Agustus ini adalah 19. Ini menjadi penurunan yang tajam, mengingat pada bulan yang sama dalam dua tahun terakhir jumlah korban tewas sangat banyak.
Pada Agustus 2016, tercatat terdapat 62 kematian migran di Laut Mediterania. Sementara, pada 2015 korban yang tewas mencapai hingga 689.
Secara keseluruhan, pada tahun ini diperkirakan 590 orang tewas dan hilang saat mencoba melintasi Laut Mediterania. Banyak migran yang berisiko kehilangan nyawa saat mencoba mencapai daratan Eopa karena menyebrangi perairan secara ilegal dan tak ada fasilitas keselamatan dalam kapal yang mereka gunakan.