REPUBLIKA.CO.ID, PHNOM PENH -- Sebanyak 137 wanita pekerja di satu pabrik garmen di Phnom Penh, Kamboja, pingsan karena kelelahan. Demikian disampaikan seorang polisi setempat pada Kamis (31/8).
Sao Sarith, Wakil Kepala Masyarakat Choam Chao di Kabupaten Pur Senchey, tempat peristiwa itu terjadi, mengatakan 73 pekerja Berry Apparel (Kamboja) pingsan pada Rabu pagi (30/8) dan 64 orang lagi pingsan pada Kamis pagi.
"Pekerja yang jatuh sakit tersebut telah dikirim ke beberapa rumah sakit untuk dirawat, dan tak seorang pun di antara mereka berada dalam kondisi serius," kata Sao Sarith, sebagaimana dilaporkan Xinhua, Kamis sore.
Ia menambahkan mereka diperkenankan istirahat sampai 4 September. "Kami telah memeriksa pabrik itu dan tak menemukan masalah, jadi disimpulkan bahwa mereka pingsan karena gula darah rendah yang disebabkan mereka tak cukup makan," kata Sao Sarith kepada Xinhua.
Berry Apparel, milik Malaysia, memiliki sebanyak 2.900 pekerja dan memasok merk internasional, termasuk Hennes & Mauritz (H&M), perusahaan ritel pakaian multinasional Swedia.
Kamboja memiliki sebanyak 1.100 pabrik garmen dan sepatu dengan lebih dari 740.000 pekerja dan gaji minimum saat ini untuk seorang pekerja sebesar 153 dolar AS per bulan.
Orang pingsan dalam jumlah banyak sering terjadi di pabrik. Kebanyakan karena pekerja kekurangan gizi, anemia, histeria, minuman, dan terpajan bahan kimia.