REPUBLIKA.CO.ID, BAGDAD -- Perayaan Idul Adha nampak sepi di kamp-kamp pengungsian warga Irak yang harus pergi dari rumah setelah kisruh bersenjata pecah antara pasukan pemerintah dengan ISIS. Ratusah ribu warga Irak kehilangan rumah mereka.
Sebagian besar dari mereka juga tak bisa merasakan perayaan hari raya, termasuk Idul Adha tahun ini. Perayaan hari raya di sana pun tak sesemarak pada umumnya. "Idul Adha tahun lalu ia mengenakan baju baru dan mengunjungi sanak saudara usai shalat Id," kata Alah seorang pengungsi dari Tal Afar di kamp pengungsian Khazir di utara Irak, Fozan Hamid seperti dikutip Aljazirah, Jumat (1/9).
Namun hal itu tak lagi mungkin setelah remaja itu harus meninggalkan rumahnya dan kini bertumpu pada kursi. Hamid kesulitan berjalan setelah kisruh bersenjata mengakibatkan dia jadi korban kebakaran.
Pengungsi kamp Khazir lainnya, Hiam Nawaf, juga tak bisa menahan air mata bila mengingat hari raya sebelumnya yang ia rayakan bersama keluarga. Akibat konflik, Niam kehilangan dua putranya yang tewas. "Konflik ini tak cuma memengaruhi kami, tapi juga banyak hal lain," kata Niam.
Dengan segala keterbatasan, warga di kamp pengungsian Khazir tetap berusaha hidup senormal mungkin. Menjelang hari raya, mereka berusaha tampil sebaik mungkin misalnya dengan mencukur rambut di tempat cukur terbuka pinggir jalan. Para orang tua juga berusaha tegar agar nampak bahagia di hari raya bersama anak-anak mereka. Meskipun, anak-anak di sana terus memendam tanya kapan mereka bisa kembali ke rumah.