REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS - Konvoi militan ISIS terjebak di Suriah setelah pasukan koalisi pimpinan AS melancarkan serangan udara sejak Kamis (31/8). Lebih dari 300 militan dan keluarga mereka yang tergabung dalam sebuah konvoi bus, tengah mengosongkan perbatasan Lebanon-Suriah.
Langkah ini adalah bagian dari kesepakatan yang digagas kelompok Hizbullah Lebanon. Para militan ISIS rencananya akan dievakuasi ke sebuah kota yang dikuasai ISIS di Suriah timur, dekat perbatasan Irak.
Kesepakatan tersebut telah membuat marah Irak dan AS, sehingga keduanya melancarkan serangan udara untuk memblokir konvoi militan itu. "Mereka sedang dalam perjalanan. Mereka mencoba rute yang berbeda. Kami mengawasi semua jalan," kata Kolonel Ryan Dillon, juru bicara koalisi pimpinan AS, kepada The New York Times. "Jika ISIS ingin terus mengirim militan dan kendaraan dengan konvoi ini, kami akan terus melawan mereka."
Setelah terjebak berjam-jam di titik pertukaran, bus ISIS bergerak lebih jauh ke utara, ke daerah yang dikuasai pemerintah Suriah. Sementara itu, negosiasi tetap berlanjut untuk mencari cara baru agar mereka bisa mencapai Suriah timur.
Sebelumnya, ISIS telah menyerahkan jenazah Mohsen Hojaji, anggota Garda Revolusi Iran yang tertangkap, kepada Hizbullah. Penyerahan ini merupakan bagian dari kesepakatan evakuasi di perbatasan Lebanon-Suriah di antara keduanya.
Kelompok Hizbullah Lebanon mengatakan mereka telah menerima tubuh Hojaji dan akan melakukan tes DNA sebelum mengirim jenazahnya ke Iran. Serah terima tersebut dilaporkan oleh TV Al-Manar yang dikelola Hizbullah.