IHRAM.CO.ID, MAKKAH -- Menteri Agama (Menag) Republik Indonesia Lukman Hakim Saifuddin meminta Pemerintah Myanmar untuk menghormati hak kemanusiaan etnis Rohingya. Hal ini disampaikan Menag menyusul kembali terjadinya tindak kekerasan yang dilakukan militer Myanmar di Rakhine kepada umat Muslim Rohingya.
“Myanmar harus memberikan penghormatan terhadap hak kemanusiaan, tanpa memandang etnis dan agama. Muslim Rohingya harus diberikan perlindungan,” ujar Lukman dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (02/09).
Dikatakan Lukman, saat ini, umat Islam dari berbagai negara sedang melaksanakan Ibadah Haji yang sarat dengan pesan kemanusiaan sebagaimana disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW. Namun, kata dia, melihat tragedi kemanusiaan yang dialami umat Islam Rohingya, sungguh sangat miris.
Sekitar 1.200 tahun silam, lanjut dia, Nabi Muhammad menyampaikan pesan kepada umat manusia saat khutbah wada'' (perpisahan) di Arafah. “Wahai manusia, sungguh darahmu, hartamu, dan kehormatanmu adalah haram. Artinya, setiap manusia tidak boleh mengalirkan darah, merampas harta, dan mengganggu kehormatan sesamanya atas alasan apa pun,” ucap Lukman.
Menurut Lukman, bahwa pesan Nabi tersebut menunjukkan bahwa umat manusia mempunyai kewajiban untuk menjaga nyawa, harta, dan kehormatan diri. Karena itu, dia meminta, kepada semua pihak untuk menahan diri.
Pemerintah Indonesia sendiri telah melakukan sejumlah langkah proaktif dan produktif dalam ikut berkonstribusi bagi penyelesaian konflik Rohingya. Di antaranya, Pemerintah telah memfasilitasi terbentuknya Aliansi Kemanusiaan Indonesia untuk Myanmar (AKIM) yang beranggota 11 ormas dan lembaga kemanusiaan.
Pemerintah RI, kata Menag, terus mendesak Pemerintah Myanmar untuk segera mengembalikan situasi keamanan, menghindari penggunaan kekerasan, memberikan perlindungan, serta memberikan akses bantuan kemanusiaan. Pemerintah juga mendukung dilaksanakannya rekomendasi laporan mantan Sekjen PBB Kofi Annan untuk mengatasi situasi tersebut. “Indonesia siap proaktif untuk ikut membantu penyelesaian masalah Muslim Rohingya di Myanmar,” kata Lukman.