Ahad 03 Sep 2017 16:43 WIB

Doakan Rohingya, Mahasiswa di Sukabumi Gelar Shalat Gaib

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Qommarria Rostanti
Puluhan mahasiswa Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Sukabumi menggelar aksi shalat ghaib di Lapangan Merdeka Kota Sukabumi Ahad (3/9) untuk mendoakan Muslim Rohingya yang terbunuh oleh militer Myanmar.
Foto: Republika/Riga Nurul Iman
Puluhan mahasiswa Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Sukabumi menggelar aksi shalat ghaib di Lapangan Merdeka Kota Sukabumi Ahad (3/9) untuk mendoakan Muslim Rohingya yang terbunuh oleh militer Myanmar.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Puluhan mahasiswa dari Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Daerah Sukabumi menggelar shalat gaib di Lapangan Merdeka Kota Sukabumi, Ahad (3/9). Aksi ini merupakan bagian dari upaya mendoakan Muslim Rohingya, Myanmar, yang terbunuh akibat aksi kekerasan militer di negara tersebut.

Sebelum menggelar shalat gaib, puluhan mahasiswa ini melakukan aksi jalan kaki dari Alun-Alun Kota Sukabumi menuju ke pusat kota yakni Jalan Ahmad Yani, Jalan Jaenal Jakse, Jalan RE Martadinata, dan Bundaran Kimia Farma. Dalam perjalanannya mahasiswa juga menggalang dana untuk membantu Muslim Rohingya.

"Kami menggelar shalat ghaib untuk mendoakan Muslim Rohingya yang meninggal akibat kekejaman militer Myanmar," ujar Ketua KAMMI Sukabumi, Rinaldi Yusup, kepada wartawan.

Dia berharap masyarakat Indonesia juga melalukan doa bersama untuk Muslim Rohingya yang tertindas. Tindakan kekerasan yang dilakukan terhadap muslim Rohingya, kata Rinaldi, merupakan salah satu bentuk kejahatan atas kemanusiaan yang telah melanggar hak asasi manusia (HAM). Peristiwa tersebut, kata dia, menyebabkan banyak Muslim Rohingya terbunuh dan sisanya mencari suaka ke sejumlah negara tetangga, salah satunya Indonesia.

Rinaldi mengatakan, Indonesia sebagai negara tetangga dengan penduduk Muslim terbesar harus mengambil peran dalam upaya menghentikan kekerasan terhadap Rohingya. Oleh karena itu, para mahasiswa Sukabum turun ke jalan menggelar aksi bertemakan #StopKillingMuslimRohingya di Alun-Alun Kota Sukabumi dan mengelilingi kota.

"Mahasiswa juga meminta pemerintah Myanmar untuk mengakui kewarganegaraan etnis Rohingya dan menghentikan segala bentuk diskriminasi terhadap etnis Rohingya," kata Rinaldi.

Mereka juga mendesak Indonesia dan negara-negara ASEAN melakukan tekanan terhadap Myanmar. Terutama, kata dia, agar segera menyelesaikan peristiwa berdarah yang terjadi terhadap etnis Rohignya.

Tuntutan lainnya, ujar Rinaldi, yaitu Indonesia dapat mengambil sikap terkait peristiwa berdarah yang terjadi terhadap etnis Rohingya dengan mendeportasi Duta Besar Myanmar di Indonesia. Di samping itu, kata dia, Aung San Suu Kyi diminta mencegah pengusiran dan pembantaian atas dasar persamaan kemanusiaan. Menurut dia, apabila Aung San Suu Kyi tidak melakukannya, maka tokoh tersebut tidak pantas menerima nobel perdamaian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement