REPUBLIKA.CO.ID, FLORIDA -- Astronaut NASA Peggy Whitson dan dua awak pesawat lainnya melakukan pendaratan di Kazakhstan pada Sabtu (2/9), dengan total 665 hari dalam orbit sepanjang kariernya, yang merupakan rekor bagi AS.
Whitson, 57, mengakhiri masa tinggal yang diperpanjang selama lebih dari sembilan bulan di Stasiun Luar Angkasa Internasional, laboratorium riset senilai 100 miliar dolar AS yang terbang setinggi 400 kilometer di atas Bumi.
"Saya merasa baik," ujar ahli biokimia tersebut dalam sebuah wawancara pada Senin (4/9).
"Saya suka bekerja di sini. Ini merupakan pekerjaan paling menyenangkan yang pernah saya miliki," katanya.
Selama misi ketiganya pergi ke stasiun, Whitson menghabiskan sebagian besar waktunya untuk bereksperimen, termasuk meneliti jaringan paru-paru berkanker dan sel-sel tulang.
Whitson juga menyelesaikan empat kali jalan kaki di luar angkasa, menambah enam perjalanan sebelumnya untuk memecahkan rekor sebagai perempuan pertama yang paling banyak memiliki waktu di luar angkasa.
Dua awak pesawat yang diluncurkan bersama Whitson pada November kembali ke Bumi tiga bulan lalu. Sementara itu, Whitson masih tinggal di stasiun untuk mengisi kekosongan setelah Rusia menurunkan staf stasiunnya dari tiga menjadi dua kosmonaut.
Whitson kembali ke Bumi bersama Jack Fischer, yang juga kru Lembaga Ruang Angkasa dan Aeronautika Nasional (NASA) dan kosmonaut Rusia Fyodor Yurchikhin yang telah berada di stasiun sejak Juni. Kapsul Soyuz Rusia mendarat di Kazakhstan pada 21.21 waktu setempat.
"Saya ingin bertemu dengan teman dan keluarga. Namun, yang paling saya pikirkan, sedikit mengkhayal, adalah makanan yang ingin saya buat, sayuran yang ingin saya tumis, itu hal-hal yang sangat saya rindukan di sini," ujar Whitson dalam wawancara lain.