REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dukungan terhadap petisi untuk mencabut nobel perdamaian pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi terus mengalir. Hingga kini sudah ada 286.025 orang yang menandatangani petisi tersebut.
Dalam petisi itu disebut, "Hingga detik ini, pemimpin de facto Myanmar Aung San Suu Kyi tidak melakukan upaya apapun untuk menghentikan kejahatan kemanusiaan yang terjadi di negerinya itu. Akibatnya, kini banyak warga Muslim Rohingya yang mengungsi dan terdampar di perbatasan Bangladesh."
Isu Rohingya kembali menghangat setelah tentara Myanmar menggelar operasi militer di Rakhine baru-baru ini. Operasi digelar setelah milisi bersenjata menyerang pos aparat Myanmar. Ribuan warga Rohingya mengungsi dan tak sedikit rumah-rumah mereka yang dibakar.
Dunia internasional telah menekan Myanmar agar menghentikan aksi militer di negara bagian tersebut. Sementara Pemerintah Indonesia mengaku telah mengalirkan bantuan kemanusiaan buat para pengungsi Rohingya.