Senin 04 Sep 2017 09:08 WIB

Abdul Alim, Pengungsi Rohingya yang Gendong Ibunya 4 Hari

Pasukan Penjaga Perbatasan Bangladesh (BGB) memerintah seorang gadis Rohingya tidak memasuki wilayah Bangladesh.
Foto: Mohammad Ponir Hossain/Reuters
Pasukan Penjaga Perbatasan Bangladesh (BGB) memerintah seorang gadis Rohingya tidak memasuki wilayah Bangladesh.

REPUBLIKA.CO.ID, RAKHINE -- Ribuan Muslim Rohinyga telah mengungsi akibat operasi militer Myanmar di wilayah Rakhine.  Para pengungsi harus berjalan hingga 100 kilometer atau membutuhkan waktu empat hingga tujuh hari menuju tempat perlindungan di Bangladesh.

Dhaka Tribune melaporkan, kemarin, ada 1.500 orang yang melewati Bichari, wilayah pinggiran di Bandarban, menuju Bangladesh. Bichari terletak dekat dengan perbatasan di Myanmar.

Abdul Alim yang menggendung ibunya di punggung mengatakan, "Kami telah berjalan selama empat hari. Dan ibu saya terlalu tua untuk berjalan sejauh itu. Karena itu saya terpaksa menggendongnya."

Selama diperjalanan ia mengaku, para pengungsi tidak makan atau minum selayaknya. Bahkan dalam hari-hari terakhir, mereka kehabisan bahan makanan. Namun begitu, ia bahagia masih hidup.  "Setidaknya kami tak mati," ujarnya.

Hasina, warga Rohingya lainnya juga terpaksa bepergian dengan sang suami kendati dalam keadaan hamil. Ia pun akhirnya melahirkan setelah memasuki Bandarban.  Mereka adalah satu di antara 1.500 pengungsi yang melewati daerah Buchira menuju Ukhia pada akhir pekan lalu.

Ayesha yang hamil sembilan bulan mengaku dia sangat lelah. Ia mungkin akan mengalami sakit persalinan dalam beberapa jam ke depan. Tak sedikit di antara para pengungsi yang membawa hewan piaraan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement