REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Orang asing yang menjadi komandan ISIS meninggalkan pos mereka dalam pertempuran yang dilancarkan militer Suriah untuk mengakhiri kepungan ISIS terhadap Kota Deir Az-Zour di Suriah Timur, kata satu sumber militer kepada Xinhua. Senin (4/9).
Komandan asing tersebut mundur, dan meninggalkan gerilyawan lokal, di tengah kekacauan petempur ISIS akibat serangan besar oleh militer Suriah dan tentara sekutunya, kata sumber itu --yang tak ingin disebutkan jatidirinya.
Pasukan Suriah pada Senin bergerak maju dari dua arah untuk menembus pengepungan terhadap pangkalan Brigade 137 di bagian barat Deir Az-Zour. Segera setelah pengepungan itu ditembus, pengepungan ISIS terhadap kota tersebut akan berantakan.
Pasukan militer Suriah bergerak maju dari pinggira selatan Ar-Raqqah, lalu melewati Gunung Bishri, yang belum lama ini telah direbut oleh militer, demikian laporan Xinhua, Selasa (5/9). Pasukan lain yang melancarkan serangan bergerak maju dari Kota As-Sukhnah di gurun di pinggir timur Provinsi Homs.
Kelompok pertama telah berada tiga kilometer dari pangkalan tersebut, sementara kelompok berada dalam jarak 20 kilometer. Kelompok pertama melucuti bom pinggir jalan dan peledak yang dipasang oleh anggota ISIS, sementara kelompok kedua telah merebut Kota Kecil Shoulah di antara As-Sukhnah dan Deir Az-Zour secara pasti bergerak ke arah pangkalan tersebut, kata Xinhua.
Kedua kelompok itu, katanya, direncanakan bertemu di pangkalan tersebut dengan tentara Suriah yang telah dikepung di garnisun mereka. Sebanyak 5.000 prajurit Suriah dikepung di pangkalan itu, dan segera setelah mereka bersatu dengan tentara yang melancarkan serangan mereka kemudian akan bergerak ke arah pangkalan udar Deir Az-Zour --yang juga dikepung oleh petempur ISIS.
Gubernur Provinsi Deir Az-Zour, Mohammad Ibrahim Samra, mengatakan pasukan Suriah diperkirakan mencapai pangkalan itu pada Selasa malam untuk menerobos pengepungan atas 93.000 warga sipil di kota tersebut. Deir Az-Zour sangat penting buat IS karena kedekatannya dengan Irak dan ladang minyak di wilayah itu.
Buat militer Suriah, menerobos pengepungan dan merebut semua bagian Deir Az-Zour yang dikuasai ISIS akan membantu dalam mengamankan perbatasan dengan Irak dan merebut kembali ladang minyak untuk memperbaiki sektor energi, yang mulai goyah, di negara yang dicabik perang tersebut.
Tapi Pasukan Demokratik Suriah (SDF), yang didukung AS, juga berencana merebut bagian timur Deir Az-Zour dari ISIS, sebab AS melihat kepentingan di daerah itu. SDF juga memerangi gerilyawan ISIS di Kota Ar-Raqqah di Suriah Utara, Ibu Kota de facto ISIS.
Dan dengan gerak maju tentara Suriah ke arah Deir Az-Zour, SDF --yang dipelopori suku Kurdi-- berusaha merebut sebanyak mungkin wilayah di Ar-Raqqah untuk membuktikan kelompok itu mampu meraih kemenangan melawan ISIS.
Sementara itu, Pemerintah Suriah menyatakan telah menyiapkan beberapa truk berisi bantuan untuk memasuki kota tersebut segera setelah pengepungan dihilangkan, sementara warga sipil di dalam Deir Az-Zour telah dikepung sejak 2015. Pemerintah dan PBB melakukan pengiriman bantuan melalui udara, operasi mahal, buat warga dan tentara di sana.