REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla akan membawa isu krisis kemanusiaan yang terjadi di Rakhine State, Myanmar dalam Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat pada 12-25 September 2017. Dalam sidang tersebut, Jusuf Kalla akan mengangkat kontribusi Indonesia dalam tema Sustainable Development anda International Peace Security.
"Tentu kita akan banyak bicara dengan para pemimpin dunia, karena dewan keamanan sudah membicarakan," ujar Jusuf Kalla di kantornya, Jakarta, Selasa (5/9).
Konflik di Rakhine kembali meletus pada 25 Agustus lalu, dengan terjadinya serangan di wilayah utara negara bagian itu. Sebanyak 20 pos keamanan polisi di perbatasan Myanmar dan Bangladesh yang dilaporkan mendapat serangan.
Menurut pasukan militer Myanmar saat itu, ada ratusan orang yang diyakini oleh mereka berasal dari kelompok militan Rohingya melakukan serangan tersebut. Beberapa membawa senjata, serta menggunakan bahan peledak buatan sendiri dalam serangan itu.
Pertempuran antara pasukan keamanan Myanmar dan penyerang kemudian terus berlanjut. Tak hanya itu, tentara negara juga melakukan operasi di desa-desa yang menjadi tempat tinggal penduduk dari etnis tersebut di sejumlah desa dan wilayah Rakhine. Atas konflik dan kekerasan yang terus berlanjut di Rakhine, PBB telah mencari cara untuk memberikan bantuan.
Selain itu, Jusuf Kalla akan membawa isu kemanusiaan yang terjadi di Rakhine State, Myanmar dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) pada 10-11 September 2017 di Kazakhstan. Dalam KTT OKI tersebut memang mengangkat tema tentang sains dan teknologi. Namun, isu kemanusiaan tersebut akan dibicarakan ketika bertemu dengan para pemimpin negara di luar forum.
"KTT OKI itu tidak menyangkut masalah politik, tapi tentu saya akan ketemu dengan banyak pimpinan, kita juga akan membicarakan (isu kemanusiaan di Myanmar)," kata Jusuf Kalla.