Selasa 05 Sep 2017 18:18 WIB

Dari Myanmar, Menlu ke Bangladesh Bahas Pengungsi Rohingya

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Nur Aini
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi bertemu Aung San Suu Kyi
Foto: EPA
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi bertemu Aung San Suu Kyi

REPUBLIKA.CO.ID,YANGON -- Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno LP Marsudi bertolak ke Dhaka, Bangladesh, pada Selasa (5/9), setelah sebelumnya bertemu dengan State Counselor Myanmar, Aung San Suu Kyi, di Naypidaw. Kunjungan Retno ke Bangladesh merupakan bagian dari rangkaian kunjungan untuk membahas krisis keamanan dan kemanusiaan yang kembali melanda negara bagian Rakhine.

Di Bangladesh, Retno dijadwalkan bertemu dengan Menlu Bangladesh Abul Hassan Mahmood Ali dan Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina. Pertemuan ini akan membahas mengenai kondisi pengungsi Rohingya yang melarikan diri dengan melewati perbatasan Bangladesh.

"Menlu Retno akan bertemu Menlu Bangladesh di Dhaka, Bangladesh, bicarakan tentang pengungsi Rohingya," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Arrmanatha Nasir, yang ikut mendampingi Menlu Retno ke Dhaka, Selasa (5/9).

Menurutnya, Menlu Retno juga akan membahas mengenai pemberian bantuan dari Indonesia kepada para pengungsi Rohingya. Kunjungan ini bukan kunjungan pertama Retno ke Bangladesh, akhir tahun lalu ia juga menengok langsung kamp pengungsian Rohingya di Cox's Bazar.

Dalam pertemuan sebelumnya dengan Suu Kyi di Myanmar, pada Senin (4/9), Retno membahas mengenai usulan Indonesia yang disebut Formula 4+1 untuk Rakhine. Empat elemen itu terdiri dari: (i) mengembalikan stabilitas dan keamanan; (ii) menahan diri secara maksimal dan tidak menggunakan kekerasan; (iii) perlindungan kepada semua orang yang berada di Rakhine State, tanpa memandang suku dan agama; dan (iv) pentingnya segera dibuka akses untuk bantuan kemanusiaan.

Empat elemen pertama merupakan elemen utama yang harus segera dilakukan agar krisis kemanusian dan keamanan tidak semakin memburuk," ujar Retno. Di Myanmar, Menlu Retno juga bertemu dengan Panglima Angkatan Bersenjata Myanmar, Jenderal Senior U Min Aung Hlaing. Ia menekankan, Indonesia dan dunia sangat mengkhawatirkan perkembangan situasi di Rakhine.

"Otoritas keamanan Myanmar perlu segera menghentikan segala bentuk kekerasan yang terjadi di Rakhine dan memberi perlindungan kepada seluruh masyarakat termasuk masyarakat Muslim," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement