Selasa 05 Sep 2017 18:58 WIB

Gotong Royong Bangun Rumah Sakit Indonesia di Myanmar

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Qommarria Rostanti
Pertemuan MER-C dengan Wapres membicarakan tindak lanjut program pembangunan Rumah Sakit Indonesia di wilayah konflik Rakhine State, Myanmar.
Foto: MERC
Pertemuan MER-C dengan Wapres membicarakan tindak lanjut program pembangunan Rumah Sakit Indonesia di wilayah konflik Rakhine State, Myanmar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Emergency Rescue Committee (MER-C), Palang Merah Indonesia (PMI), dan Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) menjalankan misi membangun Rumah Sakit Indonesia (RSI) di wilayah Muaung Bwe, Mrauk U, Rakhine, Myanmar. Pembangunan tahap pertama sudah selesai, kini mereka tinggal melaksanakan pembangunan tahap kedua.  

"Rumah Sakit Indonesia diprakarsai oleh MER-C, berdasarkan misi bulan Agustus 2015, pada saat itu (MER-C) beli tanah, bayar, cek lokasi kemudian kita pulang," kata Presidium MER-C, Joserizal Jurnalis, kepada Republika.co.id, Selasa (5/9).

Joserizal mengatakan, MER-C mencari pihak-pihak yang akan bekerja sama membangun RSI di Myanmar. Selanjutnya, MER-C disambut oleh Ketua Umum PMI, Jusuf Kalla (JK). Waktu itu, JK mengajak Walubi untuk turut serta membangun RSI di Myanmar, namun Walubi masih ragu.   

Meski demikian, MER-C dan PMI tetap menjalankan misi membangun RSI di Myanmar. Pada Juni 2017, dimulai proses peninggian dan pemagaran tanah untuk RSI. Juga dilakukan survei untuk sumber air bersih. "Pembangunan tahap pertama sudah selesai, kemudian kita rapat lagi, Walubi baru masuk," ujarnya.

Dia mengatakan, selanjutnya MER-C, PMI, dan Walubi membuat program ke depan untuk pembangunan RSI seperti rencana pembangunan rumah dokter, rumah perawat, dan alat-alat kesehatan. MER-C juga menyampaikan, Pemerintah Myanmar dan Kedutaan Besar Indonesia dilibatkan dalam pembangunan RSI dalam hal koordinasi. 

Tanah yang nanti dibangun RSI akan berstatus tanah garapan, tapi statusnya tetap milik Myanmar. MER-C menegaskan, pihaknya mendorong Pemerintah Myanmar untuk menghentikan kekerasan yang menimpa etnis Rohingya. "Kemudian berikanlah status kewarganegaraan untuk masyarakat Rohingya, itu inti persoalannya," ujarnya. 

Dalam waktu dekat ini, MER-C akan berangkat ke Myanmar untuk pembangunan RSI tahap kedua. RSI yang sedang dibangun MER-C diperuntukkan untuk umum, artinya untuk semua komunitas agama. Rumah sakit ini akan menjadi simbol netralitas. Masyarakat Muslim dan non-Muslim bisa berobat bersama di RSI.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement