Rabu 06 Sep 2017 12:07 WIB

Retno Marsudi Bertemu Menlu Bangladesh, Ini yang Dibahas

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi
Foto: Republika/Prayogi
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi

REPUBLIKA.CO.ID,  DHAKA -- Menteri Luar Negeri Indonesia (Menlu) Retno Marsudi telah menggelar pertemuan dengan Menlu Bangladesh Abdul Hasan Mahmood Ali di Dhaka, Selasa (5/9). Terdapat beberapa hal yang dibahas Retno dan Abdul berkaitan dengan krisis kemanusiaan yang sedang dihadapi Rohingya. 

Pada kesempatan tersebut, Retno dan Abdul membahas tentang kondisi terkini di zona perbatasan Bangladesh yang masih dibanjiri gelombang pengungsi Rohingya. "Kita bicara tentang kondisi di lapangan, tantangannya. Beliau (Abdul) juga bicara tentang masalah jumlah pengungsi yang datang sejak 25 Agustus dan kondisi mereka saat ini seperti apa," ungkap Retno melalui video yang diterima Republika.co.id dari juru bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir, Rabu (6/9). 

Retno pun menceritakan beberapa hal yang sempat dia bahas ketika mengunjungi Myanmar. "Utamanya mengenai bantuan kemanusiaan, akses humanitarian assistance. Karena sekali lagi, misi saya kali ini adalah misi kemanusiaan," katanya menjelaskan. 

Setelah itu, Retno menyampaikan kepada Abdul tentang apa yang dapat dilakukan Indonesia untuk membantu Bangladesh menangani krisis kemanusiaan Rohingya. Ia menilai hal ini cukup penting dibicarakan. Sebab tantangan yang dihadapi Bangladesh dalam menampung puluhan ribu pengungsi Rohingya tentu cukup berat. "Oleh karena itu kita bicara tentang bentuk dukungan dan kontribusi yang dapat diberikan Indonesia," ucapnya. 

Selain masalah pengungsi, Retno dan Abdul juga membahas isu yang sempat tertunda dibicarakan antara Myanmar dengan Bangladesh. Salah satunya adalah tentang manajemen perbatasan antara kedua negara tersebut. 

Retno mengungkapkan ketika mengunjungi Bangladesh pada Desember 2016, ia telah berupaya menjembatani hubungan antara Myanmar dengan Bangladesh. Pada kesempatan kali ini, Indonesia, kata Retno, menawarkan kesediaan serupa agar komunikasi dan hubungan antara Bangladesh dengan Myanmar dapat dimulai lagi.  "Hal ini sangat penting karena jika komunikasi antara Myanmar dan Bangladesh tidak baik, maka akan sulit untuk mengelola masalah perbatasan," ujar Retno. 

Retno Marsudi berangkat ke Dhaka, Bangladesh, pada Selasa (5/9), setelah sebelumnya bertemu dengan State Counselor Myanmar, Aung San Suu Kyi, di Naypidaw. Kunjungan Retno ke Bangladesh merupakan bagian dari rangkaian kunjungan untuk membahas krisis keamanan dan kemanusiaan yang kembali melanda negara bagian Rakhine.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement