REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Turki akan memulai pengiriman bantuan pertamanya pada Rabu ke bagian barat laut Myanmar, tempat ratusan Muslim Rohingya tewas dan hampir 125 ribu warga melarikan diri ke perbatasan Bangladesh dalam 10 hari belakangan.
Seorang juru bicara Presiden Tayyip Erdogan telah menggambarkan kekerasan terhadap Muslim Rohingya di daerah itu sebagai upaya pemusnahan etnis. Ia mengatakan, pengiriman bantuan itu disetujui setelah Erdogan melalui telepon dengan pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi pada Selasa.
Juru bicara Ibrahim Kalin mengatakan, hampir 1.000 ton bantuan yang terdiri dari makanan, pakaian dan obat-obatan akan dibagikan menggunakan helikopter militer.
Dia menilai, Myanmar telah memberikan persetujuannya kepada para pejabat lembaga bantuan Turki, TIKA, untuk memasuki wilayah negaranya dan menyalurkan bantuan. Mereka berkoordinasi dengan pemerintah daerah di negara bagian Rakhine.
Suu Kyi menghadapi peningkatan tekanan dari negara-negara berpenduduk Muslim untuk menghentikan kekerasan terhadap Muslim Rohingya yang telah mendorong mereka melarikan diri ke Bangladesh.
Wartawan Reuters melihat ratusan lagi warga Rohingya yang kelelahan tiba, dengan menumpang kapal, di dekat desa Shamlapur, Bangladesh pada Selasa. Ini menunjukkan bahwa upaya melarikan diri secara besar-besaran masih berlanjut.
Erdogan mengatakan kepada Suu Kyi, kekerasan terhadap Rohingya adalah pelanggaran hak asasi manusia menyatakan keprihatinan dunia Muslim terhadap kekerasan di sana.