REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pihak keluarga perempuan hamil yang bunuh diri sebelum melakukan persalinan menyalahkan pihak rumah sakit di Kota Yulin, Provinsi Shaanxi, Cina.
Informasi dari berbagai media yang dihimpun Antara di Beijing, Rabu, menyebutkan, keluarga korban dan pihak rumah sakit berselisih mengenai penyebab kematian perempuan berusia 26 tahun tersebut.
Dalam akun Weibo, pihak RS Utama Kota Yulin, Ahad (3/9), menyatakan perempuan bermarga Ma tersebut melompat dari jendela kamar bersalin karena mentalnya tidak terkontrol akibat penderitaan menjelang persalinan.
"Baik Ma maupun pihak RS menyarankan operasi bedah caesar, namun keluarganya menolak memberikan persetujuan," demikian kata pihak RS melalui media sosial sangat populer di Cina itu.
Pihak RS juga menyebutkan bahwa penyebab kematian Ma tidak terkait dengan manajemen rumah sakit dan operasi medis. Cuplikan gambar (screenshot) pernyataan persetujuan menunjukkan, keluarga Ma menyetujui persalinan normal meskipun kondisi Ma sangat tidak mendukung dilakukan persalinan normal.
Unggahan Chinese Business View di Weibo juga menyebutkan kematian Ma telah dikonfirmasi oleh polisi sebagai kasus bunuh diri.
Memang kematian Ma tersebut memicu perdebatan panas di ranah internet. Sebagian besar warganet menganggap keluarga korban lalai dan mengabaikan permintaan korban. Namun keluarga Ma membantah seluruh pernyataan pihak rumah sakit. Suami korban bernama Yan memberikan pernyataan bertolak belakang dengan pihak RS pada Ahad (3/9).
Laporan Beijing Youth Daily menyebut telah meminta operasi caesar, namun pihak RS menolak. "Istri saya dua kali keluar dari kamar persalinan mengeluhkan penderitaannya. Karena itu, saya bilang kepada dokter agar istri dioperasi caesar. Namun dokter menyatakan tidak butuh operasi caesar karena istri saya sehat dan bayi sudah akan lahir," kata Ma sebagaimana dikutip media tersebut.
Belum diketahui apakah tindakan tersebut sebagai upaya untuk menghilangkan rasa sakit dalam keadaan tertekan.
"Perempuan hamil memiliki hak untuk memutuskan metode apa yang harus dilakukan dalam proses persalinan," demikian kata Wang Yu, ahli kandungan dan kebidanan dari Rumah Sakit Shengjing of China Medical University di Shenyang, Provinsi Liaoning, sebagaimana dikutip Global Times.
Menurut dia, seharusnya pihak RS bertanggung jawab penuh, sehingga Ma tidak memiliki kesempatan untuk melakukan tindakan nekat. Jika pasien mendapatkan perawatan yang memadai dari perawat dan dokter, maka pasien tersebut tidak akan mengakhiri hidupnya dengan melompat dari kamar bersalin di lantai lima RS tersebut.