Kamis 07 Sep 2017 10:46 WIB

KAMMI Aksi di 50 Titik Kecam Pembantaian Rohingya

Rep: Ali Yusuf/ Red: Teguh Firmansyah
Keluarga pengungsi Rohingya melintasi pesawahan setelah melintasi perbatasan Bangladesh-Myanmar di Teknaf, Bangladesh, Rabu (6/9).
Foto: Danish Siddiqui/Reuters
Keluarga pengungsi Rohingya melintasi pesawahan setelah melintasi perbatasan Bangladesh-Myanmar di Teknaf, Bangladesh, Rabu (6/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (PP KAMMI) menggelar unjuk rasa serentak di 50 titik  seluruh Indonesia pada Kamis (7/9). Aksi yang akan dilakukan bertujuan mengecam genosida yang terjadi di Rakhine, Myanmar terhadap etnis Rohingya.

Khusus di Jakarta, aksi dilakukan dengan menggeruduk langsung gedung Kedutaan Besar (Kedubes) Myanmar di kawasan Menteng Jakarta Pusat. Massa mengadakan aksi long march dari Bundaran HI menuju kedubes Myanmar dan lanjut ke gedung ASEAN.

Ketua Umum Pengurus Pusat (PP KAMMI) Kartika Nur Rakhman mengecam kejahatan kemanusiaan terhadap etnis Rohingya di Rakhine Myanmar yg telah berlangsung sejak puluhan tahun lalu.

“Laporan dari International State Crime Initiative (ISCI) Queen Mary University of London menyebutkan bahwa apa yang terjadi di Rakhine adalah tahapan menuju genosida etnis Rohingya. Hal ini tentu saja sebuah kejahatan luar biasa yang harus dihentikan oleh masyarakat internasional,” ungkap Ketua Umum PP KAMMI Kartika Nur Rakhman lewat keterangan tertulisnya yang diterima Republika.co.id, Kamis (7/9).

Untuk itu, dia meminta Dunia Internasional untuk terus memberikan tekanan terhadap Myanmar supaya menghentikan tindakan pembersihan etnis dan mengakui kewarganegaraan etnis Rohingya. "PBB dan ASEAN harus punya solusi konkrit sehingga konflik ini bisa segera terselesaikan dan masyarakat Rohingya bisa hidup dengan aman serta damai ditanah ke lahirannya," katanya.

Sementara itu Koordinator lapangan, Bayu Anggara  menjelaskan aksi Solidaritas Untuk Rohingya  yang dilakukan di 50 titik dari Aceh sampai Papua merupakan bentuk keresahan dari masyarakat seluruh  Indonesia terhadap pembersihan etnis di Rakhine Myanmar.

"Aksi ini juga bentuk dukungan moril bagi Pemerintahan Indonesia untuk berperan aktif dalam mengatasi konflik di Rakhine  Myanmar," kata Bayu

Bayu Anggara berharap, kunjungan Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi ke Myanmar dan Banglades bisa meredakan konflik tersebut dan membuka akses bagi pengiriman bantuan ke wilayah Terdampak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement