REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Otoritas pendudukan Israel mengurangi jumlah pasokan air yang diberikan ke wilayah Palestina di lembah utara Yordania. Menurut Israel, pengurangan pasokan ini dilakukan karena terdapat kelangkaan air.
Dilansir dari Middle East Monitor, Kamis (7/9), Moataz Bisharat, yang bertanggung jawab atas berkas permukiman Lembah Yordan di Otorita Palestina, mengatakan, selama beberapa bulan terakhir, pihak berwenang pendudukan mulai mengurangi pasokan air ke Ayn Al-Bayda, Bardala, dan Kardala.
Dalam sebuah wawancara dengan Quds Press hari ini, Bisharat mengklaim pengurangan pasokan air mempengaruhi kehidupan penduduk secara signifikan dan menciptakan krisis bagi banyak rumah dan pabrik. Menurut Bisharat, ada daerah dan lingkungan yang airnya tidak terjangkau sepenuhnya.
Di sisi lain, pejabat Palestina mempertanyakan validitas klaim Israel. Namun Bisharat menekankan tidak mungkin secara radikal memecahkan masalah kekurangan air karena pendudukan menguasai sebagian besar wilayah geografis di wilayah tersebut. Selain itu, hal ini mencegah perusahaan Palestina membangun sumur dan mendapatkan keuntungan dari air tanah.
Orang-orang Palestina telah menderita kekurangan air karena pasukan pendudukan Israel menguasai persediaan air di wilayah-wilayah pendudukan dan mencegah orang-orang Palestina untuk menggunakannya.
Pada 13 Juli 2017, utusan Amerika Serikat untuk Proses POerdamaian, Jason Greenblatt, menandatangani sebuah kesepakatan bilateral mengenai air antara Otoritas Palestina dan Israel. Berdasarkan kesepakatan tersebut, yang ditandatangani di Yerusalem, dan dihadiri oleh Menteri Kerja Sama Regional Israel Tzachi Hanegbi, Kepala Otoritas Air Palestina Mazen Ghunaim, dan Greenblatt, otoritas Israel berjanji untuk meningkatkan jumlah air yang dijual setiap tahunnya kepada orang-orang Palestina.
Kesepakatan tersebut merupakan bagian dari proyek Naqil Al-Bahrain bersama antara Yordania, Palestina, dan Israel untuk membangun pipa sepanjang 200 kilometer yang membentang dari Laut Merah ke Laut Mati dan untuk mendirikan pabrik desalinasi air di Pelabuhan Aqaba Yordania.