Jumat 08 Sep 2017 06:23 WIB

Anggota Parlemen Partai Oposisi Tanzania Ditembak Orang tak Dikenal

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Endro Yuwanto
Ilustrasi pistol
Foto: AP
Ilustrasi pistol

REPUBLIKA.CO.ID,  DODOMA -- Anggota parlemen terkemuka dari partai oposisi Tanzania, Tundu Lissu, ditembak orang tak dikenal di kediamannya di Dodoma, Kamis (7/9). Lissu adalah politikus dari Partai Chadema yang kerap melayangkan kritik sengit kepada Presiden Tanzania John Magufuli. 

"Lissu telah menderita beberapa luka tembak. Kami sangat mengutuk serangan ini dan dengan ketat memantau kondisinya," ungkap juru bicara Partai Chadema Tumaini Makene tak lama setelah insiden itu terjadi, seperti dilaporkan laman Aljazirah, Jumat (8/9). 

Tak lama setelah penembakan terjadi, Lissu segera dilarikan ke rumah sakit. Ia dilaporkan langsung menjalani operasi akibat luka tembak di perut. James Kiologwe, salah seorang dokter yang menanganinya mengatakan bahwa saat ini kondisi Lissu mulai stabil kembali. 

Komandan polisi regional Gilles Muroto mengungkapkan saat ini pihaknya sedang melakukan pengusutan terkait dengan penembakan Lissu. "Kami meminta informasi kepada warga untuk membantu. Penyelidikan awal memusatkan perhatian pada sebuah mobil yang diyakini telah membuntuti Lissu ke rumahnya," kata Muroto menerangkan. 

Penembakan terhadap Lissu memicu protes dan kecaman dan kelompok hak asasi manusia Tanzania, termasuk Amnesty International. "Serangam pengecut ini terhadap salah satu politikus Tanzania yang paling tak kenal takut menimbulkan kekhawatiran tentang keamanan semua suara pembangkang di negara ini, pada saat ruang perbedaan pendapat cepat menyusut," ujar aktivis Amnesty International Sarah Jackson. 

"Kejahatan keji ini tidak boleh disapu ke bawah karpet. Pihak berwenang harus mengambil langkah untuk meyakinkan orang-orang Tanzania dan dunia bahwa penembakannya (Lissu) tidak bermotif politik," kata Sarah menambahkan. 

Lissu dikenal sebagai seorang kritikus sengit terhadap pemerintahan Presiden John Magufuli. Lissu sempat beberapa kali ditangkap oleh kepolisian Tanzania karena dianggap menghasut. Pada Juli lalu, dia ditangkap setelah memanggil Magufuli seorang diktator karena dianggap telah menyerang oposisi dan media.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement